Senin, 23 Oktober 2023

MATERI PELAJARAN QURDIS KELAS IX SEM. GASAL BAB 3 HADITS TENTANG JUJUR DALAM MUAMALAH


HADIS TENTANG JUJUR DALAM MUAMALAH & DALIL NAQLI SIFAT JUJUR


Jujur merupakan sifat terpuji yang harus dimiliki setiap muslim. Islam mewajibkan umatnya untuk memiliki sifat ini. Berikut ini hadis-hadis tentang jujur pada muamalah dalam Islam, serta dalil naqli yang menganjurkannya. Dalam bahasa Arab, jujur berasal dari kata as-shidqu atau shiddiq yang artinya benar atau nyata. Lawan kata as-shidqu adalah al-kidzbu yang artinya dusta atau bohong. Bagi seorang muslim, kejujuran adalah penyempurna keimanan, sekaligus juga pelengkap keislamannya. Allah memerintahkan hamba-Nya untuk bertakwa, yang pondasinya adalah sifat jujur dan amanah.

Sementara itu, istilah muamalah dalam Islam bermakna aturan Allah untuk manusia dalam bergaul dengan manusia lainnya pada interaksi sosial mereka. Mengutip dari Al-Quran Hadis (2020) yang ditulis Nismatul Khoiriyah, ada 2 aspek dalam muamalah yaitu adabiyah dan madaniyah.

Pertama, aspek adabiyah menyangkut adab atau akhlak, seperti kejujuran, toleransi, sopan santun, adab bertetangga dan sebagainya.

Kedua, aspek madaniyah berhubungan dengan kebendaan, seperti halal, haram, syubhat, kemudharatan, dan lainnya. Jika kita terus mengamalkan kejujuran dalam setiap aktivitas muamalah, niscaya Allah akan membuka keberkahan dan pintu rezeki yang tidak disangka-sangka. Selain itu, orang yang bermuamalah dengan jujur dan amanah akan merasa nyaman dan senang. Karakter jujur juga merupakan akhlak menonjol sosok uswatun hasanah, Nabi Muhammad, yang diteladankan beliau SAW sehari-hari hingga dikenal dengan julukan Al-Amin.

Dalam sebuah hadis, disebutkan juga hikmah kejujuran: “Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga. Seseorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh Allah sebagai orang yang jujur. Jauhilah sifat bohong, karena kebohongan membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa ke neraka. Orang yang selalu berbohong dan mencari-cari kebohongan akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong,” (HR. Muslim).

Baca juga: Ayat-ayat Al-Quran tentang Muamalah: Arab, Latin, dan Terjemahannya Di Balik Pasar Muamalah Depok yang Jual-Beli dengan Dinar & Dirham Hadis dan Dalil Naqli Tentang Jujur dalam Muamalah Perintah berlaku jujur ditegaskan dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW.

Berikut ini adalah beberapa hadis tentang jujur dalam muamalah:

 عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَال قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا مَعْشَرَ التُّجَّارِ اِنَّكُمْ قَدْ وَلَيْتُمْ اَمْرًاهَلَكَتْ فِيْهِ اْلأُمَمُ السَّالِفَةُ المِكْيَالُ وَاْلمِيْزَانُ

Bacaan latinnya: "'An Ibni 'Abbas qoola qoola Rasulullah SAW yaa ma'syarattujjar innakum qod walaytum amron halakat fiihil umamus saalifatul mikyaalu wal miizaan" “Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: 'Wahai para pedagang, sesungguhnya kalian menguasai urusan yang telah menghancurkan umat terdahulu, yakni takaran dan timbangan,” (H.R. Baihaqi)

Hadis di atas merupakan peringatan keras kepada para pedagang untuk menyempurnakan takaran dan timbangan. Takaran dan timbangan adalah dua alat ukur yang mendapat perhatian serius agar dipergunakan secara tepat dan benar dalam perekonomian, serta tidak dilakukan dengan khianat.

 عَنْ حَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ مَا حَفِظْتَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ

“Dari Hasan bin Ali RA: Aku menghafal dari Rasulullah SAW: 'Tinggalkan yang meragukanmu kepada sesuatu yang tidak meragukanmu karena kejujuran itu ketenangan dan dusta itu keraguan," (H.R. Tirmidzi) Isi hadis tersebut berkaitan dengan perintah Rasulullah agar umat Islam meninggalkan segala sesuatu yang membuat ragu-ragu menuju kepada sesuatu yang membawa kita kepada ketenangan. Hadis ini juga menegaskan bahwa kejujuran adalah hal yang membawa kita kepada ketenangan, sedangkan dusta dan curang akan membawa kita kepada keraguan.

MATERI PELAJARAN QUR'AN HADITS KELAS IX SEM. GASAL

 MERAIH BERKAH DENGAN SIKAP JUJUR DALAM MUAMALAH

PENTINGKAH SIFAT JUJUR ?

Jujur adalah salah satu sifat yang melekat pada diri para Nabi dan Rasul, yaitu Siddiq. Jujur berarti mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai dengan kenyataan dan kebenaran tanpa ditambah atau dikurangi.

Mengapa memiliki sifat jujur sangat penting ? karena jujur merupakan pondasi sebuah kepercayaan.

Sebelum diangkat menjadi Rasul, Nabi Muhammad SAW sudah mendapatkan kepercayaan dari pemuka/tokoh Qurays yang berbeda keyakinan. Mengapa demikian ? karena beliau selalu berkata dan berbuat benar tidak pernah beliau sedikitpun berdusta dari sejak kecil. Nabi SAW bersabda.

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ

Rasulullah saw berdsabda, “Hendaklah kalian selalu jujur, karena kejujuran membawa kepada kepada kebaikan dan kebaikan mengantarkan ke syurga. (HR. Bukhari)

 

Perintah jujur juga dinyatakan dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab ayat 70 Allah SWT berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوۡلُوۡا قَوۡلًا سَدِيۡدًا

“Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.

 

Di usia yang masih belia, Nabi saw telah memiliki pengalaman dalam berdagang, jiwa usaha beliau sangat tersah sampai beliau dewasa hingga menikah denga Khadijah ra. beliau temasuk usahawan yang sukses, salah satu faktor utamanya adalah pribadi beliau yang jujur dalam berinteraksi sosial. Termasuk dalam hal berdagang.

 

Selanjutnya marilah kita mempelajari QS Al-Muthaffifin (83) 1-17 dan QS Al-An’am (6) 152 tentang akhlak / etika dalam bermuamalah.

 

QS. Al-Muthaffiifin 1-17

وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِيْنَ

1. Celakalah bagi orang-orang yang curang {1}  (dalam menakar dan menimbang)!

الَّذِيْنَ إِذَا اكْتَالُوا۟ عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُوْنَ

2. (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan,

وَإِذَا كَالُوْهُمْ أَو وَّزَنُوْهُمْ يُخْسِرُوْنَ

3. dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi.

 

أَلَا يَظُنُّ أُولٰٓئِكَ أَنَّهُمْ مَّبْعُوْثُوْنَ

4. Tidakkah mereka itu mengira bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan

لِيَوْمٍ عَظِيْمٍ

5. pada sebuah hari yang besar,

يَوْمَ يَقُوْمُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

6. (yaitu) pada hari (ketika) semua orang bangkit menghadap Tuhan seluruh alam.

 كَلَّآ إِنَّ كِتٰبَ الْفُجَّارِ لَفِى سِجِّيْنٍ

7. Sekali-kali jangan begitu! Sesungguhnya catatan orang yang durhaka benar-benar tersimpan dalam Sijjin.[2]

وَمَآ أَدْرٰىكَ مَا سِجِّيْنٌ

8. Dan tahukah engkau apakah Sijjin itu?

 كِتٰبٌ مَّرْقُوْمٌ

9. (Yaitu) kitab yang berisi catatan (amal).

 وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ

10. Celakalah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan!

الَّذِيْنَ يُكَذِّبُوْنَ بِيَوْمِ الدِّيْنِ

11. (Yaitu) orang-orang yang mendustakannya (hari pembalasan).

وَمَا يُكَذِّبُ بِهٖۦٓ إِلَّا كُلُّ مُعْتَدٍ أَثِيْمٍ

12. Dan tidak ada yang mendustakannya (hari pembalasan) kecuali setiap orang yang melampaui batas dan berdosa,

 اِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِ اٰيٰتُنَا قَالَ اَسَاطِيْرُ الْأَوَّلِيْنَ

13. yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berkata, “itu adalah dongeng orang-orang dahulu.”

كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ مَّا كَانُوا۟ يَكْسِبُوْنَ

14. Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.

 كَلَّآ إِنَّهُمْ عَنْ رَّبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَّمَحْجُوْبُوْنَ

15. Sekali-kali tidak! [3] Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhannya.

ثُمَّ إِنَّهُمْ لَصَالُوا الْجَحِيْمِ

16. Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka.

ثُمَّ يُقَالُ هٰذَا الَّذِى كُنْتُمْ بِهٖ تُكَذِّبُوْنَ

17. Kemudian, dikatakan (kepada mereka), “inilah (azab) yang dahulu kamu dustakan.”

 

Catatan:

{1} Yang dimaksud dengan orang-orang yang curang di sini ialah orang-orang yang curang dalam menakar dan menimbang.

{2} Nama kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang yang durhaka.

{3} Sekali-kali tidak seperti apa yang mereka katakan bahwa mereka dekat pada sisi Tuhan.

 Asbabunnuzul Surah al-Mutaffifin ayat 1-17

Surah al-Mutaffifin diturunkan oleh Allah Swt, sebagal ancaman kepada orang-orang yang curang dalam menimbang dan menakar Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh an-Nasa'i dan Ibnu Majah yang bersumber dari Ibnu Abbas, ketika Rasulullah saw. sampai ke Madinah, diketahui bahwa penduduk Madinah termasuk orang-orang yang paling curang dalam menakar dan menimbang. Mereka meminta dipenuhi timbangannya dan orang lain dan ketika menimbang untuk orang lain mereka akan menguranginya. Setelah Surah al-Mutaftifin turun, orang-orang Madinah mulai bersikap jujur dalam menimbang dan menakar barang-barang yang diperjualbelikan.

Kandungan QS Al-Muthaffifin (83) 1-17

Ini adalah surah yang ke-83, terdiri dari 36 ayat, Surat ini termasuk kedalam golongan surah Makkiyyah karena turun di kota Mekah. Surah Al Muthaffifin ini adalah surah yang terakhir turun di Mekkah sebelum Nabi hijrah ke Madinah.

Dinamakan Al Muthaffifiin yang berarti Orang-orang yang curang di ambil dari kata Al Muthaffifiin yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Tema pokok surat ini adalah ancaman bagi mereka yang suka menipu dan mengambil hak orang lain, serta ancaman bagi orang-orang kafir yang suka mengejek dan menghina orang-orang yang beriman.

Ayat 1-6 Allah memulai surat dengan ancaman bagi orang-orang yang curang dalam timbangan dengan kalimat “wail” artinya celakalah, isyarat bahwa mereka akan mendapatkan azab yang pedih, yaitu orang-orang yang jika menerima takaran mereka minta ditambah tetapi jika mereka meninmbang atau menakar mereka mengurangi. Merekalah orang-orang yang curang dalam jual beli, mereka tidak beriman dengan hari kiamat, hari kebangkitan dan hari pertanggungjawaban atas apa yng mereka perbuat.

Ayat 7-17 Allah menjelaskan bahwa catatan perbuatan orang-orang durhaka terdapat dalam daftar keburukan dan disimpan dalam buku khusus bernama “Sijjin” (kumpulan buku-buku para syaithan dan orang-orang kafir). Mereka itulah yang mendustakan para rasul dan risalahnya. Sifat-sifat mereka ada tiga :

a.    Mu’tad, melampaui batas dan melanggar hokum-hukum Allah

b.    Atsim, bergelimang dosa dengan mengkonsumsi barang haram, berbicara bohong, mengkhianati amanah, dan lain sebagainya

c.    Jika dibaccakan Al-Qur’an mereka mengatakan bahwa itu hanya dongeng orang-orang terdahulu, bukan wahyu Allah SWT.

Selanjutnya Allah menjleaskan mengapa mereka mengejek Al-Qur’an, antara lain, katena banyaknya dosa yang menutupi hati mereka sehingga mereka tidak mau menerima kebenaran dan kebaikan. Oleh sebab itu mereka jauh dari rahmat Allah sehinga kelak dilemparkan kedalam api neraka yang paling bawah, dan dikatakan kepada mereka, :inilah azab yang dahulu selalu kau dustakan”.

 

Sijjin (سِجِّين) dan illiyyin (عِلِّيِّين) adalah dua kitab yang disebutkan dalam Alquran surah Al-Muthaffifin. Sijjin merupakan kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang durhaka, sedangkan illiyyin merupakan kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang yang berbakti, yang disaksikan malaikat-malaikat yang didekatkan kepada Allah.

 

 

 

 

 

QS Al-an’am (6) ; 152

وَلَا تَقْرَبُوا۟ مَالَ ٱلْيَتِيمِ إِلَّا بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ حَتَّىٰ يَبْلُغَ أَشُدَّهُۥ ۖ وَأَوْفُوا۟ ٱلْكَيْلَ وَٱلْمِيزَانَ بِٱلْقِسْطِ ۖ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۖ وَإِذَا قُلْتُمْ فَٱعْدِلُوا۟ وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَىٰ ۖ وَبِعَهْدِ ٱللَّهِ أَوْفُوا۟ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

Artinya; Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.

 

Asbabun Nuzul QS. Al-An’am (6)

Ibnu Murdawaih meriwayatkan dari Imam Tabrani, dari Ibrahim ibnu Nailah, dari Ismail ibnu Umar, dari Yusuf ibnu Atiyyah, dari Ibnu Aun, dari Nafi', dari Ibnu Umar yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Surat Al-An 'am diturunkan kepadaku sekaligus, dan diiringi oleh tujuh puluh ribu malaikat, dari mereka terdengar suara gemuruh karena bacaan tasbih dan tahmid”.

 

Kandungan QS. Al-An’am (6): 152

Ayat di atas diawali dengan larangan mendekati harta anak yatim, seperti mengambil hartanya dengan alasan yang dibuat-buat, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat dan lebih menguntungkan, seperti menginvestasikannya agar berkembang, atau menjaga agar keutuhannya terjamin, termasuk juga membayar zakatnya jika telah mencapai satu nisab, sampai dia mencapai usia dewasa; mampu mengelola hartanya.

Ayat ini memerintahkan kepada kita untuk menyempurnakan takaran dan timbangan secara adil. Tidak boleh merekayasa untuk mengurangi takaran atau timbangan dalam bentuk apa pun. Namun demikian, karena untuk tepat 100 % dalam menimbang adalah sesuatu yang sulit, maka dibuat kesepakatan antara penjual dan pembeli, berupa kerelaan agar jangan sampai menyulitkan keduanya.

Penjual tidak diharuskan untuk menambahkan barang yang dijual, melebihi dari kewajibannya, pembeli juga merelakan jika ada sedikit kekurangan dalam timbangan karena tidak sengaja. Ayat ini menunjukkan bahwa agama Islam tidak ingin memberatkan pemeluknya.

Penjelasan berikutnya adalah perintah untuk berbicara dengan jujur, seperti pada saat bersaksi atau memutuskan hukum terhadap seseorang. Sebab, kejujuran dan keadilan adalah inti persoalan hukum. Kejujuran dan keadilan harus tetap dapat ditegakkan sekalipun yang akan menerima akibat dari hukuman tersebut adalah kerabatnya sendiri. Keadilan hukum dan kebenaran di atas segalanya, jangan sampai keadilan hukum terpengaruh oleh rasa kasih sayang terhadap keluarga. Semua itu bertujuan agar masyarakat bisa hidup damai, tenang, dan tenteram.

Ayat ini diakhiri dengan perintah untuk memenuhi janji kepada Allah, yaitu mematuhi ketentuan yang digariskan oleh-Nya, baik dalam ibadah, muamalah, maupun lainnya. Memenuhi janji ini akan mendatangkan kebaikan bagi manusia, yaitu agar kita melakukan apa yang diperintahkan dan menghindari segala larangan, dan juga agar kita saling mengingatkan


LATIHAN SOAL QS. AL-MUTAFFIFIN; 1-17 DAN QS AL-AN’AM; 152

PILIHLAH JAWABAN A, B, C, DAN D YANG  KALIAN ANGGAP BENAR !

 

      1.    Berikut ini yang merupakan arti lafaz   المطففين   adalah …

A.   Orang-orang yang curang

B.   Celakalah orang yang curang

C.   Orang-orang yang kikir

D.   Celakalah orang-orang yang kikir

     2.    Surah al-Mutaffifin diturunkan oleh Allah Swt. sebagai ancaman kepada orang-orang yang berbuat …….

A.   berbuat kemungkaran

B.   curang dalam bermuamalah

C.   menyekutukan Allah Swt.

D.   durhaka kepada orang tua

3.    Ziadi selalu menunjukan sikap   jujur dalam melaksanakan jual beli, hal ini dibuktikan dengan.....


A.   Menyempurnakan timbangan

B.   Memberi tambahan pada pelanggan

C.   Ramah dalam melayani pembeli

D.   Sabar dalam jual beli



 

4.    Sikap pak Asmawi dalam menjual hasil pertanian dengan tidak mengurangi berat timbangan termasuk....


A. Sabar dalam ketaatan,

 

B. Sabar menerima ujian

 

C.  Sabar dari berbuat maksiat

 

D. Jujur dalam berdagang

 

5.    Berikut ini yang merupakan asbabun nuzul Surat Al Muthoffifin 1-17 adalah....

 

A. Tradisi penduduk arab yang berkata tidak jujur dalam berdagang

 

B. Sikap penduduk Madinah yang  sering mengurangi jumlah takaran ketika berdagang

 

C. Sikap  orang-orang arab jahiliyah yang  banyak berbuat curang dalam bermuamalah

 

D.Sikap orang Arab jahiliyah yang menunjukkan kebenciannya  kepada nabi Muhammad Saw yang  berlaku jujur dalam berdagang

  

       6.    Mencari nafkah dengan berdagang secara jujur berarti sudah memanfaatkan rezeki dari Allah, sedang hukum bersikap jujur adalah ....

A

Fardhu kifayah 

 

 

 

 

 

 

B

 Mubah

 

 

 

 

 

 

C

 Fardhu ‘ain

 

 

 

 

 

 

D

 Sunah muaqadah

 

 

 

 

 

 

        7.    QSuratAl An’am ayat 152 dan Al Muthoffifin ayat 1-17 memiliki keterkaitan,  yaitu sama-sama menjelaskan  tentang....

A. Pentingnya bekerja        

B. Pentingnya belajar

C.  Larangan berbuat curang

D.  Larangan bersikap malas

     8.    Dalam surat Al An’am ayat 152 dinyatakan agar manusia berlaku adil. Pernyataan adil yang dimaksud adalah dalam hal menakar atau menimbang kepada ....

A. Orang yang disukai saja

 

B. Famili karena ada hubungan kekeluargaan

 

C.  Orang lain yang bukan famili

 

D. Calon pembeli baik famili atau orang lain

 

      9.    Perhatikan QS. Al-Mutaffifin ayat 3 berikut!

وَإِذَا كَالُوهُمۡ أَو وَّزَنُوهُمۡ يُخۡسِرُونَ 

Terjemahan yang tepat dari ayat tersebut adalah…

A. Celakalah bagi orang-orang yang curang

 

B. Dan apabila mereka menakar untuk orang lain mereka mengurangi

 

C. Tidaklah mereka mengira, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan

 

D. Orang-orang yang apabila menerimtakaran dari orang lain mereka meminta dicukupkan

 

     10.    Sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan dalam ‘sijjin’, kata Sijjin dalam Q.S. Al Muthoffifin ayat 8 bermakna.....

A

 Catatan amal

B

 Catatan harian

C

Buku laporan 

D

 Kitab suci

     11.    Arti lafadz  بِاْلقِسْطِ  yang terdapat dalam QS. Al-An’am ayat 152 adalah…

A

 Dengan sabar

B

 Dengan curang

C

Dengan benar

D

Dengan Adil

      12.    Makna jujur dalam  muamalah ketika menjalankan praktek jual beli adalah.....

A. Adil dalam hal menakar dan menimbang

 

B. memaksimalkan pelayanan terhadap pelanggan

 

C. Mendorong orang lain untuk mencari rezeki dengan sungguh-sungguh

 

D. Berusaha untuk disayangi oleh orang-orang disekelilingnya

 



      13.    Perhatikan ayat berikut !

وَلَا تَقْرَبُوْا مَالَ اليَتِيْمِ اِلاَّ بِلَّتِى هِيَ اَحْسَنُ  

Arti lafaz yang bergaris bawah adalah......

A. Janganlah kamu memakan harta anak yatim

B. Janganlah kamu mendekati harta anak yatim

C. Kecuali dengan cara yang baik

D. Kecuali dengan cara bijaksana

     14.    Jika ada orang berniaga selalu menunjukan pribadi yang jujur, hal ini disebabkan karena dia selalu.....

A. Menyempurakan takaran danTimbangan

B. Memberi tambahan pada famili

C.  Mengurangi timbangan orang lain

D. Jujur dalam berdagang

    15.    Seorang pedagang dalam menjual dagangannya tidak pernah mengurangi berat timbangan, hal ini adalah bentuk dari perilaku ....

A. Sabar dalam berdagang

B. Berhati-hati dalam berdagang

C.  Dermawan dalam berdagang

D. Jujur dalam berdagang

     16.    Perhatikan pernyataan berikut!

1.    menghindari sifat egois dan serakah

2.    tidak menghargai hak dan kebebasan orang lain

3.    tidak menipu atau berbohong

4.    mematuhi peraturan dalam setiap perjanjian

5.    menjual barang yang dilarang

 

Dari pernyataan di atas, yang termasuk etika  dalam bermuamalah ditunjukkan pada nomor…

A

 1, 2, dan 3

B

 2, 3, dan 4

C

 1, 3, dan 4

D

 3, 4, dan 5

     17.    Tema pokok dari QS.al- Mutaffifin menjelaskan tentang…

A.   Ancaman bagi mereka yang suka menipu dan mengambil hak orang lain

B.   Ancaman bagi orang yang suka membicarakan keburukan orang lain

C.   Ancaman bagi orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja

D.   Ancaman bagi orang yang suka mencela

     18.    perhatikan ayat berikut!

وَلَا تَقۡرَبُواْ مَالَ ٱلۡيَتِيمِ إِلَّا بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُ حَتَّىٰ يَبۡلُغَ أَشُدَّهُۥۚ وَأَوۡفُواْ ٱلۡكَيۡلَ وَٱلۡمِيزَانَ بِٱلۡقِسۡطِۖ

Terjemahan yang tepat pada lafaz yang bergaris bawah ialah..

A

 Timbangan

B

 Takaran

C

 Kebaikan

D

 Keadilan

     19.    Cermati QS. Al-An’am ayat 152 berikut!

…..وَإِذَا قُلۡتُمۡ فَٱعۡدِلُواْ وَلَوۡ كَانَ ذَا قُرۡبَىٰۖ وَبِعَهۡدِ ٱللَّهِ أَوۡفُواْۚ ذَٰلِكُمۡ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ 

Isi kandungan lafaz  yang bergaris bawah  adalah...

A.   Menyempurnakan takaran dan timbangan secara adil tidak boleh merekayasa

 

B. Larangan untuk mendekati harta anak yatim dan memakan hartanya

 

C. Penjual tidak diharuskan menambah barang yang dijual damelebihkan timbangan

 

D. Perintah untuk berkata jujur  dan memenuhjanji kepada Allah

 

      20.    Sifat yang paling utama dimiliki oleh seorang yang melakukan bisnis dengan berdagang  adalah ...

A

 Jujur

B

 Istiqomah

C

 Dermawan

D

 Qona’ah

         21.    Islam menuntut berlaku adil, sebab keadilan akan mendatangkan manfaat dan dapat menghindarkan diri dari …..

A.   Kekhawatiran

B.   Kecurangan dan ketidakjujuran

C.   Rasa was was

D.   Penipuan

      22.    Perhatikan ayat berikut!

يستوفون  الذين إذا اكتالوا على الناس

Sikap yang harus dijauhi berdasarkan ayat di atas adalah ....

A.   meminta orang lain mengurangi takaran dan timbangan untuknya

B.   meminta orang lain menambah takaran dan timbangannya sendiri

C.   meminta orang lain memenuhi takaran dan timbangan untuknya

D.   mengurangi takaran dan timbang an untuk orang lain

 

     23.    Kalimat di bawah ini yang menunjuk kan Surah al-Mutaffifin ayat 9 adalah…..

A.   ويل يوميذ للمكذبين

B.   وما أدريك ما سجين

C.   ثم إنهم لصالوا الجحيم

D.   كتب مرقوم

     24.    Balasan orang-orang yang mendusta kan dalam Surah al-Mutaffifin adalah……

A.   لصالوا الجحيم

B.   كتب الفجار

C.   كتب مرقوم

D.   ليوم عظيم

      25.    Surah al-Anam ayat 152 dan Surah al-Mutaffifin ayat 1-17 memiliki keterkaitan, yaitu sama-sama memerintahkan untuk…………

A.   menjauhi larangan Allah Swt.

B.   mengharap rida dari Allah Swt.

C.   menyempurnakan takaran dan timbangan

D.   mengerjakan kebajikan di mana saja berada