SAATNYA BERKREASI DENGAN
TEKNOLOGI
A. E-Learning
Pengertian Keunggulan Manfaat Kekurangan &
Kendala E-Learning
E-learning merupakan bentuk pembelajaran/pelatihan jarak
jauh yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi , misalnya
internet, video/audiobroadcasting, video/audioconferencing, CD-ROOM (secara
langsung dan tidak langsung). Kegiatan e-learning termasuk dalam model
pembelajaran individual. Menurut Loftus (2001) dalam Siahaan (2004) kegiatan
e-learning lebih bersifat demokratis dibandingkan dengan kegiatan belajar pada
pendidikan konvensional, karena peserta didik memiliki kebebasan dan tidak
merasa khawatir atau ragu-ragu maupun takut, baik untuk mengajukan pertanyaan
maupun menyampaikan pendapat/tanggapan karena tidak ada peserta belajar lainnya
yang secara fisik langsung mengamati dan kemungkinan akan memberikan komentar,
meremehkan, atau mencemoohkan pertanyaan maupun pernyataannya.
Profil peserta e-learning adalah seseorang yang :
Profil peserta e-learning adalah seseorang yang :
(1) mempunyai motivasi belajar mandiri yang tinggi dan
memiliki komitmen untuk belajar secara bersungguh-sungguh karena tanggung jawab
belajar sepenuhnya berada pada diri peserta belajar itu sendiri
(2) senang belajar dan melakukan kajian-kajian, gemar
membaca demi pengembangan diri terus menerus, dan yang menyenangi kebebasan
(3) mengalami kegagalan dalam mata pelajaran tertentu di
sekolah konvensional dan membutuhkan penggantinya, atau yang membutuhkan materi
pelajaran tertentu yang tidak disajikan oleh sekolah konvensional setempat
maupun yang ingin mempercepat kelulusan sehingga mengambil beberapa mata
pelajaran lainnya melalui e-learning, serta yang terpaksa tidak dapat
meninggalkan rumah karena berbagai pertimbangan
FUNGSI DAN PENYELENGGARAAN
E-LEARNING
Menurut Siahaan (2004), setidaknya ada 3 (tiga) fungsi
pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas
(classroom instruction) :
1. Suplemen (tambahan)
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan
2. Komplemen (pelengkap)
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pengayaan atau remedial. Dikatakan sebagai pengayaan (enrichment) apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/ memahami materi pelajaran yang disampaikan pada saat tatap muka diberi kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang telah diterima di kelas. Dikatakan sebagai
1. Suplemen (tambahan)
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan
2. Komplemen (pelengkap)
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pengayaan atau remedial. Dikatakan sebagai pengayaan (enrichment) apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/ memahami materi pelajaran yang disampaikan pada saat tatap muka diberi kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang telah diterima di kelas. Dikatakan sebagai
program remedial, apabila peserta didik yang mengalami kesulitan
memahami materi pelajaran pada saat tatap muka diberikan kesempatan untuk
memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang
untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin mudah memahami materi
pelajaran yang disajikan di kelas.
3. Substitusi (pengganti)
Dikatakan sebagai substitusi apabila e-learning dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar, misalnya dengan menggunakan model-model kegiatan pembelajaran. Ada 3 (tiga) alternatif model yang dapat dipilih, yakni : (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet.
Dikatakan sebagai substitusi apabila e-learning dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar, misalnya dengan menggunakan model-model kegiatan pembelajaran. Ada 3 (tiga) alternatif model yang dapat dipilih, yakni : (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet.
Ada beberapa pertimbangan untuk menggunakan
e-learning dewasa ini, antara lain :
a)
harga
perangkat komputer semakin lama semakin terjangkau (tidak lagi diperlakukan
sebagai barang mewah).
b)
Peningkatan
kemampuan perangkat komputer dalam mengolah data lebih cepat dan kapasitas
penyimpanan data semakin besar
c)
Memperluas
akses atau jaringan komunikasi
d) Memperpendek jarah dan mempermudah komunikasi
e)
Mempermudah
pencarian atau penelusuran informasi melalui internet.
SYARAT, KEUNGGULAN DAN KENDALA
E-LEARNING
Syarat-Syarat E-learning
Menurut Newsletter of ODLQC, 2001 (dalam Siahaan) syarat-syarat kegiatan
pembelajaran elektronik (e-learning) adalah :
a)
kegiatan
pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan dalam hal ini internet.
b)
Tersedianya
dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta belajar, misalnya
CD-ROM atau bahan cetak
c)
tersedianya
dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta belajar apabila mengalami
kesulitan
d) adanya lembaga yang menyelenggarakan/mengelola kegiatan
e-learning
e)
adanya
sikap positif pendidik dan tenaga kependidikan terhadap teknologi komputer dan
internet
f)
adanya
rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/diketahui oleh setiap
peserta belajar
g)
adanya
sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta belajar
h)
adanya
mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara
Selain itu dalam Sembel, 2004, hal-hal yang perlu ada untuk “menghidupkan”
e-learning adalah :
a.
Subject
Matter Expert (SME), merupakan nara sumber dari pembelajaran
yang disampaikan.
b.
Instructional
Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari SME
menjadi materi e-learning dengan memasukkan metode pengajaran agar
materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah, dan lebih menarik untuk
dipelajari.
c.
Graphic
Designer (GD), bertugas untuk mengubah materi teks menjadi bentuk grafis
dengan gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif, dan
menarik untuk dipelajari.
d.
Learning
Management System (LMS), bertugas mengelola sistem di website yang
mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan
siswa lainnya, serta hal lain yang berhubungan dengan pembelajaran, seperti
tugas, nilai, dan peringkat ketercapaian belajar siswa.
Keunggulan e-learning
E-learning dapat dengan cepat diterima dan kemudian diadopsi adalah karena
memiliki kelebihan/keunggulan sebagai berikut (Effendi, 2005) :
o
Pengurangan
biaya
o
Fleksibilitas.
Dapat belajar kapan dan dimana saja, selama terhubung dengan internet.
o
Personalisasi.
Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan belajar mereka.
o
Standarisasi.
Dengan e-learning mengatasi adanya perbedaan yang berasal dari guru, seperti :
cara mengajarnya, materi dan penguasaan materi yang berbeda, sehingga
memberikan standar kualitas yang lebih konsisten.
o
Efektivitas.
Suatu studi oleh J.D Fletcher menunjukkan bahwa tingkat retensi dan aplikasi
dari pelajaran melalui metode e-learning meningkat sebanyak 25 % dibandingkan
pelatihan yang menggunakan cara tradisional
o
Kecepatan.
Kecepatan distribusi materi pelajaran akan meningkat, karena pelajaran tersebut
dapat dengan cepat disampaikan melalui internet.
Kendala-kendala e-learning
Kendala atau hambatan dalam penyelenggaraan e-learning, yaitu (Effendi,
2005) :
a.
Investasi.
Walaupun e-learning pada akhirnya dapat menghemat biaya pendidikan, akan tetapi
memerlukan investasi yang sangat besar pada permulaannya.
b.
Budaya.
Pemanfaatan e-learning membutuhkan budaya belajar mandiri dan kebiasaan untuk
belajar atau mengikuti pembelajaran melalui komputer.
c.
Teknologi
dan infrastruktur. E-learning membutuhkan perangkat komputer, jaringan handal,
dan teknologi yang tepat.
d.
Desain
materi. Penyampaian materi melalui e-learning perlu dikemas dalam bentuk
yang learner-centric. Saat ini masih sangat sedikit instructional
designer yang berpengalaman dalam membuat suatu paket pelajaran e-learning
yang memadai.
Kekurangan E-Learning
Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan
learning (belajar), maka system ini juga mempunyai kekurangan, antara lain
:
1.
Bagi
orang yang gagap teknologi, system ini belum bisa diterapkan.
2.
Keterbatasan
jumlah computer yang dimiliki oleh sekolah juga menghambat
3.
pelaksanaan
e-learning.
4.
Kehadiran
guru sebagai makhluk yang dapat berinteraksi secara langsung dengan
5.
para
murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik e-learning ini.
6.
Kelemahan
lain dalam e-learning yang sering menjadi pembicaraan, antara lain kemungkinan
adanya kecurangan, plagiasi, dan pelanggaran hak cipta. Kuldep.
Pembelajaran dengan menggunakan e-learning juga harus membutuhkan jaringan internet untuk pembelajaran jarak jauh.
Pembelajaran dengan menggunakan e-learning juga harus membutuhkan jaringan internet untuk pembelajaran jarak jauh.
DAMPAK DAN PEMBIAYAAN
E-LEARNING
Para pelajar merasakan sensasi belajar yang benar-benar
berbeda dibandingkan kelas konvensional. Akses mereka terhadap informasi juga
meningkat dengan drastis. Selain itu, para pelajar juga dapat memilih sendiri
cara belajar yang dirasa paling cocok dengan kepribadian mereka ketika
mengikuti kelas e-learning. Para pendidik merasakan dampak dari penggunaan
e-learning terhadap metode pengajaran yang digunakan. Mereka perlu melakukan
adaptasi dalam cara pengajaran yang disampaikan yang tentunya berbeda dengan
metode konvensional. Selain itu juga diperlukan keahlian dalam menyediakan
materi pembelajaran yang menarik untuk digunakan melalui sistem e-learning dan
menggunakan fitur-fitur yang disediakan pada sistem e-learning dengan optimal
dan efisien. Institusi pendidikan juga merasakan dampak dari penggunaan
e-learning, khususnya dalam hal biaya penyelenggaraan pendidikan. Institusi
juga bertanggung jawab untuk mengadakan pelatihan kepada para tenaga
pengajarnya dan menyediakan teknologi atau media yang menjadi landasan dari
sistem e-learning yang digunakan.Segi pembiayaan adalah salah satu perhatian
utama bagi pihak yang. Adanya masalah biaya ini menyebabkan beberapa institusi
pendidikan yang memiliki keterbatasan finansial memilih untuk bekerja sama
dengan institusi pendidikan lain atau perusahaan penyedia layanan pengembangan
sistem e-learning
TEKNOLOGI PENDUKUNG E-LEARNING
Di antara banyak fasilitas internet, menurut Onno W. Purbo (1997), “ada lima
aplikasi standar internet yang dapat digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu email, Mailing List (milis), News group, File Transfer Protocol (FTC), dan World Wide Web (WWW)”. Sedangkan Rosenberg (2001) mengkatagorikan tiga kriteria dasar yang ada
dalam e-learning.
Di antara banyak fasilitas internet, menurut Onno W. Purbo (1997), “ada lima
aplikasi standar internet yang dapat digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu email, Mailing List (milis), News group, File Transfer Protocol (FTC), dan World Wide Web (WWW)”. Sedangkan Rosenberg (2001) mengkatagorikan tiga kriteria dasar yang ada
dalam e-learning.
Ø e-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki
secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing
pembelajaran dan informasi.
Ø e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer
dengan menggunakan standar teknologi internet.
Ø e-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling
luas, solusi pembelajaran yang menggungguli paradikma tradisional dalam
pelatihan.
E-LEARNING DI ERA GLOBALISASI
Pembelajaran dengan bantuan komputer (PBK) atau Computer
Assisted Instruction (CAI) merupakan awal mula kemunculan dari e-learning.
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, penerapan e-Learning merupakan
suatu strategi yang efektif untuk mengejar ketertinggalan bangsa kita dengan
bangsa lainnya yang sudah selangkah lebih maju dibidang ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek), terutama teknologi informasi. Sebagai solusi, e-Learning
memiliki keunggulan berupa biaya pengembangan yang lebih murah, lebih baik,
serta lebih cepat.
* Lebih Murah.
metode pembelajaran secara e-Learning tidak mengharuskan peserta kegiatan belajar mengajar menghadiri suatu ruang tertentu, tidak diperlukan keberadaan ataupun penyediaan seorang tutor.
* Lebih Baik.
metode pembelajaran secara e-Learning tidak menetapkan seorang peserta sebagai bagian dari seluruh peserta lainnya mengikuti cara belajar teman-teman lainnya. Hal ini, jelas sekali membuat mereka yang memiliki intelegensia tinggi dapat mempelajari subjek masalah yang ingin dipelajari secara lebih mendalam dan dapat lebih banyak lagi mendapatkan informasi yang menarik.
*Lebih Cepat.
* Lebih Murah.
metode pembelajaran secara e-Learning tidak mengharuskan peserta kegiatan belajar mengajar menghadiri suatu ruang tertentu, tidak diperlukan keberadaan ataupun penyediaan seorang tutor.
* Lebih Baik.
metode pembelajaran secara e-Learning tidak menetapkan seorang peserta sebagai bagian dari seluruh peserta lainnya mengikuti cara belajar teman-teman lainnya. Hal ini, jelas sekali membuat mereka yang memiliki intelegensia tinggi dapat mempelajari subjek masalah yang ingin dipelajari secara lebih mendalam dan dapat lebih banyak lagi mendapatkan informasi yang menarik.
*Lebih Cepat.
asalkan peserta tersebut memiliki hak akses perangkat teknologi informasi
(misalnya komputer),
dengan cepat ia akan segera mendapatkan informasi yang dicarinya, bahkan
tanpa disadiri ia mungkin akan mendapatkan informasi jauh melebihi dari apa
yang ia cari.
B.
E-Book
E-book
adalah singkatan dari Electronic Book atau buku
elektronik. E-book tidak lain adalah sebuah bentuk buku yang dapat dibuka
secara elektronis melalui komputer. E-book ini berupa file dengan format bermacam-macam,
ada yang berupa pdf (portable document format) yang dapat dibuka dengan program
Acrobat Reader atau sejenisnya. Ada juga yang dengan bentuk format htm, yang
dapat dibuka dengan browsing atau internet eksplorer secara offline. Ada juga
yang berbentuk format exe. Pada kebanyakan e-book menggunakan bentuk
format pdf. Karena lebih mudah dalam mempergunakannya dan mudah dalam mengolah
security.
Seiring
berkembangnya dunia digital saat ini, ebook juga berkembang menjadi suatu
produk yang sangat disukai oleh orang-orang. Selain ebook dalam bentuk pdf,
kita juga dapat menjumpai ebook dalam bentuk exe. Sama seperti ebook berbentuk
pdf, ebook dalam bentuk exe ini juga harus kita installernya. Agar nantinya
kita dapat membaca ebook tersebut.
Dunia ebook saat
ini memang menjadi suatu trend dan sangat memudahkan orang-orang penulis untuk
dapat menyebarkan tulisan-tulisannya dengan mudah dan gampang. Dengan pemikiran
teknisnya aja, kita dapat membayangkan jika ebook tidak memakan biaya yang
sangat besar seperti halnya dengan sebuah buku. Macam-macam tulisan banyak
terdapat dalam ebook yang mempunyai berbagai kategori penulisan juga.
Manfaat E-Book
Ada banyak
manfaat dari E-Book, antara lain:
Ø Ukuran
fisik kecil, KarenaeBook memiliki format digital, dia dapat disimpan
dalam penyimpan data (harddisk, CD-ROM, DVD) dalam format yang kompak. Puluhan,
bahkan ratusan, buku dapat disimpan dalam sebuah DVD sehingga tidak mengambil
banyak tempat (ruangan yang besar).
Ø Mudah
dibawa, Beberapa buku dalam format eBook dapat dibawa dengan mudah,
sementara itu membawa buku dalam format cetak sangat berat.
Ø Tidak
lapuk, eBook tidak menjadi lapuk layaknya buku biasa. Format digital dari
eBook dapat bertahan sepanjang masa dengan kualitas yang tidak berubah.
Ø Mudah
diproses, Isi dari eBook dapat dilacak, di-search dengan mudah dan
cepat. Hal ini sangat bermanfaat bagi orang yang melakukan studi literatur.
Ø Dapat
dimanfaatkan oleh orang yang tidak dapat membaca, Karena format
eBook dapat diproses oleh komputer, maka isi dari eBook dapat
dibacakan oleh sebuah komputer dengan menggunakan text to speech synthesizer.
Tentunya riset masih dibutuhkan untuk membuat teknologi pembacaan yang bagus.
Selain untuk orang buta, pembacaan ini juga dapat digunakan oleh orang yang
buta huruf. Selain itu peragaan juga dapat diset dengan menggunakan huruf
(font) yang besar bagi orang yang sulit membaca dengan huruf kecil.
Ø Penggandaan
(duplikasi, copying), eBook sangat mudah dan murah. Untuk membuat
ribuan copy dari eBook dapat dilakukan dengan murah, sementara untuk
mencetak ribuan buku membutuhkan biaya yang sangat mahal. (Tentunya kemudahan
penggandaan ini memiliki efek ganda, yaitu mudah dibajak. Tapi ini cerita
lain.)
Ø Mudah
didistribusikan, Pendistribusian dapat menggunakan media elektronik seperti
Internet. Pengiriman eBook dari Amerika ke Indonesia dapat dilakukan
dalam orde waktu menit dan murah. Buku langsung dapat dibaca sekarang juga.
Pengiriman buku secara fisik membutuhkan waktu yang lama (harian & bahkan
mingguan) dan mahal. Belum lagi ada masalah buku yang hilang diperjalanan.
Proses distribusi secara elektronik ini memungkinkan adanya perpustakaan
elektronik dimana seseorang dapat meminjam buku melalui Internet (check out
counter di Internet) dan buku akan dikembalikan setelah masa peminjaman
berlalu. Perusahaan Adobe tengah percobaan ini.
C.
Mobile
Learning
Mobile
learning (m-learning) adalah pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi dan perangkat mobile. Dalam
hal ini, perangkat tersebut dapat berupa
PDA, telepon seluler, laptop, tablet
PC, dan sebagainya.
Dengan mobile learning,
pengguna dapat mengakses konten pembelajaran di mana saja
dan kapan saja, tanpa harus mengunjungi suatu tempat tertentu pada
waktu tertentu. Jadi,
pengguna dapat mengakses
konten pendidikan tanpa terikat ruang dan waktu. Hardhono dan
Darmayanti (2002); Simamora (2002); Brown (2001);Haryono dan Alatas (2000)
menyiratkan bahwa e-Learning itu merupakankonsep belajar jarak jauh dengan
menggunakan teknologi telekomunikasi dan informasi.
Berdasarkan definisi tersebut, mobile learning merupakan model pembelajaran
yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada konsep pembelajaran
tersebut mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat di
akses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik. Beberapa kemampuan
penting yang harus disediakan oleh perangkat pembelajaran m-learning adalah adanya kemampuan
untuk terkoneksi ke peralatan lain terutama komputer, kemampuan
menyajikan informasi pembelajaran dan kemampuan untuk merealisasikan komunikasi
bila teralantara pengajar dan pembelajar.
Clark
Quinn (Quinn 2000) mendefinisikan mobile learning sebagai : “The intersection
of mobile computing and e-learning : accessible resources wherever you are,
strong search capabilities, rich interaction, powerful support for effective
learning, and performance-based assessment. E-Learning independent of location
in time or space”. O’Malley et al. (2003) said that mobile learning is “. . . any sort of learning that happens when the learner is not at a fi xed, predetermined location, or learning that happens when the learner takes
advantage
of learning opportunities
offered by mobile technologies.” This is similar to John Traxler’s (2005) defi nition that mobile learning is “. . . any educational provision where the sole or dominant technologies are handheld or palmtop devices.” Keegan (2005) tried to define
mobile learning by the size of the mobile device: “Mobile learning should be restricted to learning on devices which a lady can carry in her handbag or a gentleman can carry in his pocket.” Geddes (2004) defined mobile learning
as “the acquisition of any knowledge and skill through using mobile technology, anywhere, anytime, that results in an alteration in behaviour.”
Atas
dasar definisi tersebut maka mobile learning merupakan model pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada konsep pembelajaran
tersebut mobile learning membawa
manfaat ketersediaan materi
ajar yang dapat
di akses setiap
saat dan visualisasi materi yang menarik. Istilah M-Learning atau Mobile
Learning merujuk pada penggunaan perangkat genggam seperti PDA, ponsel, laptop
dan perangkat teknologi informasi yang akan banyak digunakan dalam belajar
mengajar, dalam hal ini kita fokuskan pada perangkat handphone (telepon genggam).
Tujuan dari pengembangan mobile learning sendiri adalah proses belajar
sepanjang waktu (long life learning), siswa/mahasiswa dapat lebih aktif dalam
proses pembelajaran, menghemat waktu karena apabila diterapkan dalam proses
belajar maka mahasiswa tidak perlu harus hadir di kelas hanya untuk
mengumpulkan tugas, cukup tugas tersebut dikirim melalui aplikasi pada mobile
phone yang secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas proses belajar itu
sendiri.
Mobile
Learning merupakan model pembelajaran yang dilakukan antar tempat atau
lingkungan dengan menggunakan teknologi yang mudah dibawa pada saat pembelajar
berada pada kondisi mobile/ponsel. Dengan
berbagai potensi dan
kelebihan yang dimilikinya, Mobile Learning diharapkan akan
dapat menjadi sumber belajar alternatif yang dapat meningkatkan efisiensi dan
efektifitas proses dan hasil belajar peserta didik di Indonesia di masa datang.
Program mobile learning
yang dimaksud dalam tulisan ini adalah program media pembelajaran berbasis
ponsel/HP/mobile
yang
terdapat
pada
situs
m-edukasi.net.
Penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi di dalam dunia pendidikan terus berkembang
dalam berbagai strategi dan pola, yang pada dasarnya dapat dikelompokkan ke
dalam sistem e-Learning sebagai bentuk pembelajaran yang memanfaatkan perangkat
elektronik dan media digital, maupun mobile learning (m-learning) sebagai
bentuk pembelajaran yang khusus memanfaatkan perangkat dan teknologi komunikasi
bergerak. Tingkat penetrasi perangkat bergerak yang sangat tinggi, tingkat
penggunaan yang relatif mudah, dan harga perangkat yang semakin terjangkau,
dibanding perangkat komputer personal, merupakan faktor pendorong yang semakin
memperluas kesempatan penggunaan atau penerapan mobile learning sebagai
sebuah kecenderungan baru dalam belajar,
yang membentuk paradigma
pembelajaran yang dapat
dilakukan dimanapun dan
kapanpun. Konsep pembelajaran mobile learning membawa manfaat
ketersediaan materi ajar yang dapat di akses setiap saat dan visualisasi materi
yang menarik. Istilah M-Learning atau Mobile Learning merujuk pada penggunaan
perangkat genggam seperti PDA, ponsel, laptop dan perangkat teknologi
informasi yang akan banyak digunakan
dalam belajar mengajar,
dalam hal ini kita fokuskan pada perangkat handphone (telepon genggam).
Tujuan dari pengembangan mobile learning sendiri adalah proses belajar
sepanjang waktu (long life learning), siswa/mahasiswa dapat lebih aktif dalam
proses pembelajaran, menghemat waktu karena apabila diterapkan dalam proses belajar
maka mahasiswa tidak perlu harus hadir di kelas hanya untuk mengumpulkan tugas,
cukup tugas tersebut dikirim melalui aplikasi pada mobile phone yang secara
tidak langsung akan meningkatkan kualitas proses belajar itu sendiri.
Fungsi dan
Manfaat Mobile Learning
Terdapat tiga
fungsi Mobile Learning dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom
instruction), yaitu sebagai suplement (tambahan) yang sifatnya pilihan
(opsional), pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi).
1. Suplemen
(tambahan)
Mobile
Learning berfungsi sebagai suplement (tambahan), yaitu: peserta didik mempunyai
kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi Mobile Learning atau tidak.
Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses
materi Mobile Learning. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang
memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
2. Komplemen
(pelengkap)
Mobile
Learning berfungsi sebagai komplemen (pelengkap), yaitu: materinya diprogramkan
untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam
kelas. Di sini berarti materi Mobile Learning diprogramkan untuk menjadi materi
reinforcement (penguatan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran konvensional.
3. Substitusi
(pengganti)
Beberapa
perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif
model kegiatan pembelajaran
kepada para peserta didik /siswanya.
Tujuannya agar para peserta didik dapat secara fleksibel mengelola
kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktifitas sehari-hari peserta
didik. Ada tiga alternative model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih
peserta didik, yaitu:
1) sepenuhnya secara tatap muka
(konvensional)
2) sebagian secara tatap muka dan sebagian
lagi melalui internet
3) sepenuhnya melalui internet.
Mobile
Learning juga mempermudah interaksi antara peserta didik dengan materi
pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan
pendidik/instruktur maupun antara sesama peserta
didik dapat saling berbagi informasi
atau pendapat mengenai
berbagi hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan
diri peserta didik. Pendidik/instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar
dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di
dalam websites untuk diakses oleh para peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan,
pendidik/instruktur dapat pula memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengakses
bahan belajar tertentu
maupun soal-soal ujian yang
hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu
tertentu pula.
Berikut ini ada beberapa
manfaat mengenai Mobile
Learning dari dua sudut, yaitu dari sudut peserta didik dan
pendidik:
a. Peserta Didik
Dengan
kegiatan Mobile Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang
tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengaskses bahan-bahan belajar setiap saat
dan berulang-ulang. Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan pendidik
setiap saat. Dengan kondisi yang demikian ini, peserta didik dapat lebih
memantapkan penguasaannya terhadap materi
pembelajaran. Manakala fasilitas
infrastruktur tidak hanya
tersedia di daerah perkotaan tetapi telah menjangkau
daerah kecamatan dan pedesaaan, maka kegiatan Mobile Learning akan memberikan
manfaat kepada peserta didik yang :
1) belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran
tertentu yang tidak dapat
diberikan oleh sekolahnya
2) mengikuti program pendidik
dirumah (home schoolers) untuk mempelajari materi pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh para orang tuanya, seperti
bahasa asing dan keterampilan di bidang komputer
3) merasa phobia
dengan sekolah, atau peserta didik
yang dirawat di rumah sakit maupun di rumah, yang putus sekolah
tetapi berminat melanjutkan pendidikannya, maupun peserta didik yang berada di berbagai daerah
atau bahkan yang berada di luar negeri
4) tidak tertampung di sekolah
konvensional untuk mendapatkan pendidikan.
b. Pendidik
Dengan
adanya kegiatan Mobile Learning, beberapa manfaat yang diperoleh
pendidik/instruktur antara lain adalah bahwa mereka dapat:
1.
Lebih mudah melakukan
pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai
dengan tuntutan perkembangan keilmuan
yang terjadi
2.
Mengembangkan diri atau melakukan
penelitian
guna
peningkata
wawasannya
karena waktu luang yang dimiliki
relatif banyak;
3.
mengontrol kegiatan belajar peserta didik, bahkan
pendidik/instruktur juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik
apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajri, serta berapa kali
topik tertentu dipelajari ulang;
4.
mengecek apakah peserta
didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari topik tertentu;
5.
memeriksa jawaban
peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepda peserta didik.
Mobile Learning
dapat dimanfaatkan dan dikembangkan dalam membentuk budaya belajar baru yang lebih
modern, demokratis dan mendidik. Budaya
belajar adalah bagian kecil dari budaya masyarakat.
Budaya masyarakat diartikan sebagai keterpaduan keseluruhan objek, ide,
pengetahuan, lembaga, cara mengerjakan sesuatu, kebiasaan, pola perilaku,
nilai, dan sikap tiap generasi dalam suatu masyarakat yang diterima suatu
generasi dari generasi pendahulunya dan diteruskan acapkali dalam bentuk yang
sudah berubah kepada generasi penerusnya (Kartasasmita, 2003).
Model Desain
Pembelajaran Mobile Learning
Pengembangan
e-learning melibatkan beberapa aspek yaitu: (1) infra struktur teknologi; (2)
sumber daya; dan (3)
lingkungan. Setiap entitas memiliki peran yang berbeda tetapi konvergen
untuk menciptakan suatu
sistem. Infrastruktur teknologi
terdiri dari hardware dan software.
Hardware meliputi ketersediaan komputer, jaringan intranet, dan koneksi
Internet. Learning Management System (LMS) merupakan software utama untuk e-
learning yang dirancang untuk menangani proses komunikasi antara dosen dan
mahasiswa dalam proses pembelajaran. Untuk menangani infrastruktur teknologi
ini diperlukan unit khusus (administrator) yang memberi layanan teknis untuk
menangani sistem secara keseluruhan dan berkelanjutan.
A typical mobile learning network infrastructure. Courtesy of OnPoint Digital.
Teknologi e-learning mencakup
seluruh bagian dari aplikasi dan proses, termasuk Computer Based Learnig, Web
Based Learning, Virtual Classroom, dan Digital Collabation. Dari uraian di atas
ditarik kesimpulan bahwa e-learning merupakan
suatu pendekatan penyampaian konten-konten pembelajaran beserta interaksinya
melalui semua perangkat media, termasuk internet, intranet, ekstranet,
satelit, broadcast, audio/video, interactive TV danCD-ROM.
E-learning cenderung
menggunakan Perrsonal Computer (PC)dan
internet sebagai media utamanya, sedangkan m-learning cenderung menggunakan
perangkat mobile seperti handphone, smartphone, PDA, dansebagainya.Yonatan Andy
(2007:7) menjelaskan bahwa diluar keterbatasan yangdimiliki oleh M-learning sistem ini memiliki
beberapa kelebihan disbanding
dengan system e-learning, yaitu:
a) Portabilitas:
prangkat mobile lebih mudah dibawa-bawa dan lebih mudah dipakai untuk membuat
catatan atau memasukkan datadimanapun.
b) Mendukung
pembelajaran: generasi yang ada saat ini lebih menyukai perangkat mobile
seperti PDA, telepon seluler, dan perangkat handheld games.
c) Meningkatkan
motivasi: kepemilikan terhadap perangkat mobilecenderung meningkatkan komitmen
untuk memakai dan mempelajarinya.
d) Jangkauan
lebih luas: perangkat mobile cenderung lebih murah sehinggadapat terjangkau
oleh masyarakat secara lebih luas.
e) Pembelajaran
tepat waktu: meningkatkan performancekerja/pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
pembelajar.
Message from
police to residents of the state of Victoria, Australia, regarding the danger
of brush fires. Photo by Avlxyz. Used under
a Creative Commons license