|
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP GARUT)
Jl.
Pahlawan Sukagalih No. 32 telp. 0262-233556 Garut
|
UJIAN TENGAH
SEMESTER
TAHUN 2016
MATA KULIAH :
MANAJEMEN ICT
NAMA :
MIFTAH NURFALAH
NIM : 14866015
DOSEN :
DR. H. KARSO, M.Pd.
SOAL
1.
Apa yang menjadi masalah utama dalam manajemen TIK
Pendidikan di instansi anda?
2.
Bagaimana alternatif pemecahan masalahnya?
JAWABAN :
Jawaban no 1
Teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) membawa pengaruh yang begitu besar bagi setiap aspek kehidupan, terutama
dalam dunia pendidikan. Kekurangan dan hambatan yang ada dalam proses
pembelajaran dapat diatasi dengan memanfaatkan perkembangan TIK.
Arti TIK bagi dunia pendidikan
yaitu tersedianya saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan
program pendidikan. Namun, kenyataannya di Indonesia baru memasuki tahap
mempelajari berbagai kemungkinan pengembangan dan penerapan TIK. Hal ini
disebabkan adanya berbagai kendala yang ada dalam usaha pemanfaatan TIK di
dunia pendidikan Indonesia. Hal ini membuktikan ketertinggalan Indonesia
dibandingkan dengan negara-negara lain, seperti Amerika dan Cina. Di negara
tersebut, penggunaan TIK dalam proses pembelajaran sudah merupakan hal yang
lazim.
Pada saat ini, Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) memegang peranan yang penting dalam berbagai bidang,
termasuk dalam dunia pendidikan. Salah satu penerapan TIK dalam dunia
pendidikan antara lain pemanfaatan sarana multimedia dan media Internet dalam
proses pembelajaran.
Pemanfaatan sarana multimedia dalam
proses pembelajaran diwujudkan melalui modul-modul pembelajaran yang lebih
interaktif dan menarik minat pembelajar, misalnya penggunaan flash, adanya
penjelasan melalui media suara/ audio dan penambahan fitur-fitur yang dapat
meningkatkan partisipasi aktif dari pembelajar. Sedangkan dengan pemanfaatan
media Internet dalam proses pembelajaran diharapkan akan mempermudah pembelajar
dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan, sehingga diharapkan pembelajar
akan aktif mencari informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan.
Perkembangan TIK memang memiliki
banyak manfaat, khususnya dibidang pendidikan. Oleh sebab itu, banyak orang
yang ingin segera memanfaatkannya. Contohnya din MTs Al-Manaar
Muhammadiyah Pameungpeuk, instansi tempat penulis bernaung TIK sangat
diperlukan untuk dapat dimanfaatkan guna menunjang terlaksananya Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM). Namun, tidak bisa dipungkiri pemanfaatan TIK di dalam dunia
pendidikan memiliki beberapa kendala, di antaranya:
1.
Kurangnya pengadaan infra struktur TIK. Hal ini disebabkan
sulit dijangkaunya beberapa daerah tertentu di Indonesia, sehingga
penyebarannya tidak merata. Masih banyak daerah yang sulit dijangkau oleh alat
transportasi. Untuk mencapai daerah yang dituju, hanya dapat ditempuh dengan berjalan
kaki. Sedangkan dengan berjalan kaki, tidak memungkinkan untuk membawa berbagai
peralatan multimedia.
Belum
meratanya infra stuktur yang mendukung penerapan TIK di bidang pendidikan
merupakan permasalahan awal yang harus segera diselesaikan oleh pihak yang
berwenang, karena tanpa adanya infra struktur yang mendukung maka
penerapan TIK di bidang pendidikan hanya akan menjadi impian semata.
Infrastruktur merupakan komponen yang sangat penting yang berfungsi sebagai
modal awal dan utama dalam penerapan TIK di bidang pendidikan. Pada saat ini,
terdapat kecenderungan bahwa hanya daerah tertentu saja yang mendapatkan akses
TIK. Hal ini dikarenakan masih banyak daerah yang bahkan untuk memilki
akses telepon saja tidak ada, apalagi untuk akses terhadap Internet.
Padahal sesungguhnya banyak sekali potensi sumber daya manusia unggul yang
dimiliki oleh daerah tersebut. Jika hal ini terus berlangsung seperti ini maka
dikhawatirkan bahwa potensi sumber daya manusia yang dimiliki daerah tersebut
akan terbuang dengan percuma dan tidak dapat dimanfaatkan untuk kemajuan bangsa
Indonesia pada umumnya.
Walaupun
sudah ada sarana dan prasarana di sekolah kami, tetapi masih sangat minim baik dari segi jumlah maupun
segi mutu peralatan tersebut. Kami masih membutuhkan sarana dan prasarana yang
lebih banyak dan lebih canggih dalam mutu. Supaya pendidikan yang kami upayakan
lebih mengena pada sasaran.
2.
Ketidaksiapaan sumber daya manusia untuk memanfaatkan TIK dalam proses
pembelajaran. Ketidaksiapan ini dikarenakan pola kebiasaan pembelajaran yang
masih belum menganggap penting peranan TIK dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran. Mereka cenderung sudah merasa puas akan materi yang telah
diberikan oleh pengajar secara langsung, sehingga menyebabkan mereka tidak mau
/ malas untuk mencari informasi tambahan yang ada di Internet walaupun sarana
dan infrastruktur sudah mendukung dalam penerapan TIK. Terkadang kendala ini
jauh lebih susah untuk dipecahkan dari pada tidak adanya infra struktur yang mendukung TIK. Hal ini karena biasanya lebih susah untuk mengubah
pola tingkah laku/ kebiasaan dari seseorang. Oleh karena itu, perlu adanya
kesadaran dari setiap individu pembelajar untuk memanfaatkan dan menerapkan TIK
dalam metode pembelajarannya. Hal tersebut pun dimaksudkan agar penggunaan TIK ini
dapat membuat pembelajaran menjadi bervariasi.
3.
Hambatan – hambatan penggunaan TIK dalam proses belajar mengajar ada tiga, yaitu:
Ø Kurangnya kepercayaan diri guru
menggunakan TIK dalam melaksanakan proses belajar mengaiar. Guru takut gagal
mengajar melalui penggunaan TIK yang saat ini sangat disarankan.
Ø kurangnya kompetensi guru, yang
dimaksud di sini adalah kurangnya kompetensi guru dalam mengintegrasikan
TIK kedalam pedagogis praktek, yaitu tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan
dalam menggunakan komputer dan tidak antusias tentang perubahan dan integrasi
dengan belajar yang menggunakan computer dalam kelas mereka.
Ø Sikap guru dan resistensi yang
melekat terhadap perubahan. Sikap dan resistensi guru untuk mengubah tentang
penggunaan strategi baru yaitu dengan integrasi TIK dalam proses belajar
mengajar. Hal ini dimaksudkan dengan sikap guru bahwa penggunaan TIK dalam
proses belajar mengajar tidak memiliki manfaat atau keuntungan yang jelas).
4.
Masih digunakannya perangkat multimedia bekas di lembaga-lembaga pendidikan
yang terdapat di daerah pedesaan. Perangkat multimedia bekas ini tentunya masih
menggunakan spesifikasi yang sudah tertinggal jamannya. Sehingga penggunaannya
tidak mampu bersaing dengan laju perkembangan TIK yang begitu pesat.
5.
Mahalnya biaya pengadaan dan
penggunaan fasilitas TIK. Hal ini dikembalikan lagi kepada pemerintah. Dapat
kita lihat pemerintah masih pelit mengalokasikan dana untuk pengadaan fasilitas
TIK yang dapat menunjang pendidikan Indonesia. Sebagai contoh, pengadaan
fasilitas di daerah pedesaan masih sangat minim. Sementara di kota sudah hampir
merata, terutama di lembaga-lembaga pendidikan unggulan.
Jawaban no 2
Untuk mengatasi kendala-kendala
tersebut diperlukan langkah-langkah penyelesaian yang sekaligus berfungsi
sebagai prasyarat keberhasilan penerapan TIK dalam dunia pendidikan /
pembelajaran. Langkah-langkah tersebut antara lain sebagai berikut:
1)
Pembelajar dan Pengajar harus memiliki akses terhadap
teknologi digital dan Internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan.
Ini berarti sekolah harus memiliki sarana prasarana yang memadai yang berkaitan
dengan teknologi informasi dan komunikasi, seperti tersedianya komputer/laptop,
jaringan komputer, internet, laboratorium komputer, peralatan multimedia
seperti CD, DVD, Web Camera dan lain-lain.
2)
Harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan
dukungan kultural bagi pembelajar dan pengajar. Materi-materi itu dapat berupa
materi pembelajaran interaktif yang berbantuan komputer, seperti CD, DVD
Pembelajaran Interaktif.
3)
Pengajar harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu pembelajar agar
mencapai standar akademik. Pengembangan professional seorang guru harus ada
waktu yang cukup, dan perlu dukungan teknis yang harus diberikan kepada guru.
4)
Harus tersedia anggaran atau dana yang cukup untuk untuk
mengadakan, mengembangkan dan merawat sarana prasarana Teknologi Informasi dan
Komunikasi tersebut.
5)
Adanya kemauan dari semua pihak, dalam hal ini guru dan
peserta didik untuk menerapkan pembelajaran dengan dukungan teknologi
komunikasi dan informasi tersebut. Selain itu, dukungan juga harus
disampaikan oleh para orang tua peserta didik, komite sekolah dan yayasan Muhammadiyah
Cabang Pameungpeuk terutama dalam bentuk materi agar bila segala kebutuhan
untuk TIK terpenuhi, maka kegiatan pembelajaran akan bervariasi dan lebih
mengesankan.