Senin, 25 Desember 2023

SEMESTER 2 BAB 2 IMAN KEPADA PARA MALAIKAT

 

 

BAB II

IMAN KEPADA PARA MALAIKAT

DAN MAKHLUK GHAIB SELAIN MALAIKAT

 

A.    Malaikat

Pengertian Malaikat

Menurut bahasa, kata “Malaikat”   (المَلاَئِكَة) merupakan kata jamak yang berasal dari kata mufrad  malak (مَلَكٌ) yang berarti kekuatan. Dalam mengemban misi dan  tugasnya, para malaikat juga disebut dengan “arrusul” yang berarti para utusan Allah SWT.

Malaikat diciptakan oleh Allah terbuat dari cahaya (nur), berdasarkan salah satu hadist Muhammad, “Malaikat telah diciptakan dari cahaya.”

Iman kepada malaikat adalah bagian dari Rukun Iman. Iman kepada malaikat maksudnya adalah meyakini adanya malaikat, walaupun kita tidak dapat melihat mereka, dan bahwa mereka adalah salah satu makhluk ciptaan Allah. Allah menciptakan mereka dari cahaya. Mereka menyembah Allah dan selalu taat kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa. Tak seorang pun mengetahui jumlah pasti malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui jumlahnya.

Nama dan Tugas-Tugas Malaikat

Adapun tugas-tugas yang paling besar dilaksanakan oleh 10 malaikat, yaitu:

-       Malaikat Jibril, bertugas menyampaikan wahyu dan mengajarkannya kepada para nabi dan rasul.

-       Malaikat Mikail, bertugas membagi rezeki kepada seluruh makhluk, menimbang hujan, angin dan juga bintang-bintang.

-       Malaikat Israfil, bertugas meniup sangkakala.

-       Malaikat Izrail (malakul maut), bertugas mencabut nyawa.

-       Malaikat Munkar dan Nakir, bertugas memeriksa amal manusia di alam barzakh.

-       Malaikat Raqib dan Atid, bertugas mencatat amal baik dan buruk manusia.

-       Malaikat Malik, bertugas menjaga dan mengendalikan api neraka.

-       Malaikat Ridhwan, bertugas menjaga pintu surga.

Sifat-Sifat Malaikat

1.     Selalu bertasbih siang dan malam tidak pernah berhenti.  

وَلَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ عِنْدَهُ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلَا يَسْتَحْسِرُونَ (19) يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُونَ (20)

Mereka (malaikat) selalu bertasbih (beribadah kepada Allah) pada waktu malam dan siang hari tiada henti-hentinya. (Al-Anbiya 21:20)

2.     Suci dari sifat-sifat manusia dan jin, seperti hawa nafsu, lapar, sakit, makan, tidur, bercanda, berdebat, dan lainnya.

3.     Selalu takut dan taat kepada Allah.

4.     Tidak pernah maksiat dan selalu mengamalkan apa saja yang diperintahkan-Nya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (6)

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahriim 66:6)

5.     Mempunyai sifat malu.

Nabi Muhammad bersabda "Bagaimana aku tidak malu terhadap seorang laki-laki yang malaikat pun malu terhadapnya". Hadits riwayat Muslim.

6.     Bisa terganggu dengan bau tidak sedap, anjing dan patung.

Nabi SAW bersabda "Barang siapa makan bawang putih, bawang merah, dan bawang bakung janganlah mendekati masjid kami, karena malaikat merasa sakit (terganggu) dengan hal-hal yang membuat manusia pun meraa sakit". Hadits riwayat Muslim.

7.     Tidak makan dan minum.

فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ (27)

فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لَا تَخَفْ وَبَشَّرُوهُ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ (28)

Lalu Ibrahim mendekatkan hidangan kepada mereka (malaikat), lalu berkata, “Silakan Anda makan.” (Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata, “Janganlah kamu takut.” Dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishaq). (Adz-Dzaariyaat 27-28)

8.     Mampu mengubah wujudnya.

Allah berfirman dalam surat Maryam: 16-19:

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مَرْيَمَ إِذِ انْتَبَذَتْ مِنْ أَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا (16)

فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا (17)

Artinya: “Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al-Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu kami mengutus roh Kami (Jibril) kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. (Maryam 16-17)

9.     Memiliki kekuatan luar biasa dan kecepatan cahaya.

Allah berfirman dalam surat Hud: 82, yaitu:

فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ (82)

Artinya:  Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan, peny.), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi. (Hud 82)

B.    Jin, Iblis dan Setan

Pengertian Jin, Iblis dan Setan

Kata Jin berasal dari bahasa Arab artinya menutupi atau merahasiakan, yang dimaksudkan adalah bahwa jin tertutup dari panca indra. Jin adalah makhluk halus yang tidak dapat dilihat, ia  diciptakan dari api. Jin dibedakan menjadi dua yaitu :

a.    Jin Kafir, yaitu jin yang membangkang terhadap perintah Allah Swt.  Para Ahli Tafsir berpendapat bahwa jin kafir adalah jin yang tidak memurnikan ke-Esaan Allah. Sehingga dalam kekafiran jin itu ada yang  bermacam-macam yaitu ada yang Yahudi, Nasrani, Majusi,  penyembah berhala dan lain-lain.

b.    Jin Muslim, yaitu jin yang mengakui tentang ke-Esaan Allah SWt, Jin Islam setelah mendengar  ayat-ayat Al-Qur’an  mereka langsung mengatakan bahwa Al-Qur’an itu menakjubkan dan dapat memberikan petunjuk ke jalan yang benar. Allah berfirman dalam surat alJinn: 1-3 tentang jin mu’min:

قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآَنًا عَجَبًا (1) يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ     (3) وَأَنَّهُ تَعَالَى جَدُّ رَبِّنَا مَا اتَّخَذَ صَاحِبَةً وَلَا وَلَدًا فَآَمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا (2)

“Katakanlah (hai Muhammad):"Telah diwahyukan kepadaku bahwasannya: sekumpulan jin telah mendengarkan (al-Qur'an), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan al-Qur'an yang menakjubkan, ( 1) (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorangpun dengan Rabb kami, (2) dan bahwasannya Maha Tinggi kebesaran Rabb kami, Dia tidak beristeri dan tidak (pula) beranak”. (3).

Adapun kata ‘Iblis berasal dari bahasa Arab, yaitu “Iblasإبلاس artinya putus asa (dari rahmat atau kasih sayang Allah). Sedangkan kata Syetan berasal dari bahasa arab, yaitu “Syaithana” yang artinya jauh. Maksudnya adalah syetan itu sangat jauh dari kebaikan dan sangat dekat  dari keburukan atau kejahatan.

Iblis dan syetan adalah makhluk halus dari golongan jin. Makhluk ini diciptakan Allah dari api. Kerjanya merangsang keinginan nafsu rendah manusia. Iblis adalah makhluk yang pertama kali mengingkari perintah Allah. Syetan  identik dengan iblis. Dengan menyandang nama”Syetan”, dan tidak hanya membangkang terhadap perintah Allah sebagaimana yang dilakukan iblis, tetapi juga menggoda manusia. Iblis sudah ada sebelum Nabi Adam diciptakan dan hidup dalam kalangan malaikat. Iblis tidak hanya mengingkari perintah Allah dan tidak mau menghormati Adam, tetapi juga berusaha menggoda Adam dan Hawa memakan buah terlarang tersebut, sehingga menurunkannya dari surga menuju dunia (bumi).

Sifat-Sifat dan Perilaku Jin, Iblis dan Setan

Sifat dan Perilaku  Jin, Iblis dan Syetan

a.   Sifat-Sifat Jin

1. Tidak dapat dilihat oleh indra manusia

2. Diciptakan dari api yang sangat panas

3. Ada yang mengakui ke-Esaan Allah Swt.  dan ada pula yang membangkang perintah Allah.

b.  Perilaku  Jin

Jin juga diperintahkan oleh Allah untuk menerima syariat Islam sebagaimana yang diperintahkan kepada manusia. Menurut sebagian ulama, rupa, tabiat, kelakuan, dan perangai jin mirip manusia. Karena jin juga seperti manusia, mereka pun ada yang baik dan yang jahat, ada  yang muslim dan yang kafir. Jin juga memiliki tingkatan iman, ilmu, dan amalan tertentu berdasarkan keimanan dan amalan mereka kepada Allah Swt.

Walaupun jin Islam yang paling tinggi imannya dan paling shaleh amalannya serta paling luas dan banyak ilmunya, tetapi masih ada pada diri mereka sifat-sifat tercela seperti takabbur, riya’,  ujub,dan sebagainya. Namun bisa saja mereka mudah menerima teguran dan pengajaran.

 

c.   Sifat Iblis dan Syetan

1. Tidak dapat dilihat oleh indra manusia

2. Diciptakan dari api yang sangat panas

3. Angkuh dan sombong sebagai sifat dasar dari syetan atau iblis.

4. Selalu membangkang terhadap perintah Allah Swt

5. Tidak mati sebelum datangnya hari kiamat.

d.   Perilaku (Tugas) Iblis dan Syetan

Mengingkari perintah Allah dan tidak mau menghormati Adam, tetapi juga berusaha  menggoda Adam dan Hawa memakan buah terlarang.  Menghendaki agar manusia menempuh jalan yang sesat, serta menggoda manusia agar menyeleweng dari petunjuk Allah Swt. Syetan /  Iblis senang jika manusia hidup menderita. Dia akan membinasakan dan menggoda Adam beserta seluruh keturunannya ( yaitu golongan manusia) sampai hari kiamat.

SEMESTER 2 BAB 1 ASMAUL HUSNA


1.       Definisi Asmaul Husna

Secara bahasa arti dari asma’ adalah nama-nama, sedangkan alhusna adalah terbaik.Asmaul Husna adalah nama-nama Terbaik yang mencerminkan kebesaran Allah dan keagunganNya yang mesti menyatu dalam diriNya.

Allah berfirman juga dalam Q.S Thaha: 8,

اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ لَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى (٨)

“Allah, tiada tuhan selain Dia, baginya nama-nama Terbaik.”

Dalam haditsnya Rasulullah bersabda:

إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةٌ وَتِسْعُوْنَ إِسْمًا, مِائَة إِلاَّوَاحِدًا, مَنْ اَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ

(رواه بخاري ومسلم)

"Sungguh Allah mempunya 99 nama, 100 kurang satu, barang siapa menghafalnya, maka ia akan masuk surga”.  (H.R Bukhari dan Muslim).

 

Jadi, Asmaul Husna adalah  nama-nama terbaik dan agung yang dimiliki oleh Allah SWT.  Kita harus meyakini bahwa Allah mempunyai nama-nama Terbaik ini.Allah sendiri menyatakan dalam AlQur’an bahwasannya Dia memang mempunyai nama-nama Terbaik yaitu Asmaul Husna.

Beberapa ayat yang menunjukkan keberadaan asmaul husna diantaranya adalah: 

هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (٢٤)"

Dialah Allah, yang Maha Mencipta, Memulai, Membentuk rupa. bagiNya adanama-nama Terbaik, bertasbihlah padaNya segala yang ada di beberapa langit dan bumi, dan Dialah yang maha Perkasa dan Bijaksana.

 (Q.S AlHasyr: 24)

Allah juga memerintah hambaNya untuk berdoa menggunakan media nama-namaNyaal asmaul husna, Allah berfirmandalam surat al-A’raaf: 180:

وَلِلَّهِ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (١٨٠)

“Dan milik Allahlah nama-nama Terbaik, maka berdoalah kalian dengan nama-namaNya, dan tinggalkanlah orang-orang yang mengingkari nama-namaNya, mereka akan di beri balasan terhadap apa yang mereka kerjakan (alA’raaf: 180)”.

Di antara 99 asmaul Husna, kita akan mengkaji 9  nama dari asmaul Husna, yaitu:

Pembahasan 1:

1.      Al-Aziz (Azza) yang artinya Maha Perkasa

2.      Al-‘Adl, Maha Adil

3.      Al-Qayyuum, Maha berdiri sendiri (Maha Mengurusi hambaNya)

      Pembahasan 2:

4.      Al-Ghaffar artinya Maha Pengampun

5.      Al-Basith artinya Maha Melapangkan

6.      An-Nafi’ artinya Maha Memberi Manfaat 

      Pembahasan 3:

7.      Ar-Ra’uuf, maha Pengasih

8.      Al-Barr, Maha Baik

9.      Al-Fattaah, Maha Membuka, Memenangkan

 

 

2.       Memahami Kebesaran Allah SWT melalui Asmaul Husna1)      

1). 1). AL’AZIIZ ALLAH:

Al-Aziz adalah nama Allah yang menunjuk pada pengertian kekuatan, hegemoni, ketinggian, dan mengendalikan. Al’Aziz juga merupakan  nama Allah yang menunjukkan keperkasaan Allah SWT. KeperkasaanNya tidaklah mampu diukur oleh manusia ataupun makhluk lainnya.Allah berfirman dalam Q.S Yasin ayat 1 s.d 5 yang menunjukkan bahwa diriNya yang memiliki Keperkasaan dan kasih sayang. Yaitu:

يس (١)وَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ (٢)إِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ (٣)عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (٤)تَنْزِيلَ الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ (٥)

Yang artinya: “Wahai Yasiin (Muhammad), Demi alQur’an yang penuh hikmah, sesungguhnya engkau sungguh adalah termasuk para rasul. Yang berada di atas jalan yang lurus.Yang diturunkan oleh Allah Yang Maha Perkasa dan Bijaksana”.

Dalam ayat ini, Allah memaklumatkan bahwa diriNyalah yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana, tiada yang bisa mengungguli  keperkasaan Allah SWT. Misalnya dalam menggerakkan matahari di atas kita, Allah Maha Perkasa untuk menjaganya sampai nanti hari Qiyamat.

Dalam AlQur’an penyebutan kata alAziz sering kali  diiringi dengan kata al-Hakim atau kata al-Rahim. Misalnya dalam surat al-Maidah: 118:

إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

“Jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah AlAziz dan alHakim (yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana)”.

Hal ini menunjukkan bahwa sifat keperkasaan, kekuatanNya, sifat Maha MengendalikanNya senantiasa  diiringi dengan Kebijaksanaan Allah dan  kasih sayang Allah  SWT.

 

 

2)     2).  AL-‘ADL ALLAH SWT:

AlAdl, artinya adalah bahwa Allah itu Maha Adil. Allah akan berbuat adil dalam pelaksanaan hukum-hukumNya, baik yang ada di dunia ini, terlebih lagi nanti di Akhirat. Saking adilnya Allah, Allah kelak  akan mengadili hewan yang didzalimi oleh hewan lain saat ada di dunia ini. Nabi menyebutkan bahwasannya apabila ada kambing bertanduk menyeruduk kambing yang tidak bertanduk, maka Allah nanti menghidupkan keduanya, lalu kambing yang tidak bertanduk diberi tanduk oleh Allah SWT lalu ia menyeruduk kambing yang menyeruduknya sewaktu di dunia.

Setelah pembalasan Allah diberlakukan  dengan sangat adil, lalu Allah berfirman: jadilah kalian menjadi debu, lalu  hewan-hewan tersebut menjadi debu. Dan pada saat itulah orang-orang kafir yang melihatnya ingin jikalau mereka dijadikan Allah sebagai debu juga yang tidak akan mengalami siksaan di neraka, lalu Allah menolak permintaan dari orang-orang kafir. Naudzu billah min dzalik

 

 

3)    3).  ALQAYYUM: Maha Berdiri Mengurusi Makhluk.

Alqayyum  adalah salah satu dari asmaul Husna. AlQayyum artinya Maha (cermat) Berdiri  dalam Mengurusi hamba-hambaNya. Allah berfirman dalam ayat Kursi (alBaqarah: 255), bahwa Allah tak tersentuh oleh rasa kantuk sedikitpun, tidak juga tersentuh oleh tidur. Hal ini disebabkan karena Allahlah yang Maha Suci dari sifat-sifat kekurangan yang  hanya dialami oleh makhlukNya.

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ

“Allah, tiada Tuhan selain Dia, yang Maha Hidup dan Maha Mengurusi. Dia tak tersentuh oleh rasa kantuk dan tidur (alBaqarah: 255). Nabi dalam doa hariannya juga berdoa menggunakan lafal Ya Hayyu Ya Qayyum, yaitu:

"يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ, بِرَحْمَتِكَ اَسْتَغِيْثُ, أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ"

“Ya Allah Yang Maha Hidup lagi Maha Mengurusi hambaNya, dengan rahmatMu kami mohon pertolongan, perbaikilah keadaankusemuanya, dan jangan Engkau serahkan padaku (akal dan kekuatanku), sekejap mata-pun”.

Allahlah yang mengurusi dan memperbaiki alam semesta setelah di lakukan perusakan oleh manusia, tiada yang lebih baik daripada perbuatan Allah dalam mengurusi dan memperbaikinya. Misalnya ada manusia yang mengotori tanah dengan limbah-limbah, nanti Allah akan memperbaiki juga walau jika kita melihatnya akan memerlukan waktu yang lama.

Allah tidaklah tersentuh oleh rasa lelah, kantuk dan tidur. Suatu ketika nabi Musa A.S bertanya kepada Allah: ya Allah, tidakkah Engkau merasa lelah dalam menjaga makhluk-makhlukMu, juga alam semesta ini. Maka, Allah memerintah Musa A.S untuk mengambil sebuah cermin. Allah berfirman: ambillah sebuah cermin wahai Musa, lalu peganglah ia, satu malam saja dengan berdiri, jangan sampai cermin tersebut jatuh.

Lalu nabi Musa mengambil dan memegang cermin itu, dan berusaha berdiri semalam untuk menjaga cermin tersebut supaya tidak jatuh. Dan sampailah pertengahan malam, dan saking lelah dan berat rasa kantuk nabi Musa, maka terjatuhlah cermin itu dari tangan nabi Musa. Setelah terjatuh, maka cermin itu jatuh berkeping-keping. Lalu nabi Musa mengambil pecahan-pecahan cermin, kemudian Allah berfirman: wahai Musa, begitulah keadaanKu, andai kata Aku seperti makhluk yang mengalami rasa lelah, kantuk dan tidur, maka akan hancur berkeping-kepinglah alam semesta ini.

  

4). Al-Ghaffar:

Al-Ghaffar adalah nama Allah yang menunjukkan sifatNya bahwa Allah Maha Pengampun yang akan memberikan ampunan pada hambaNya yang mu’min. Allah amat senang dalam memberikan  ampunan (maghfirah) kepada hambaNya jikalau hamba tersebut mau memohon ampunan padaNya. Allah memerintah hambaNya untuk meminta ampunan padaNya, karena tiada hamba yang selalu  berada di atas kebenaran 100 %. Beberapa Nabi juga mengalami hal yang sama, mereka ada yang melakukan kekhilafan, lalu Allah memberitahu cara mereka memohon ampunan, lalu mereka memohon ampunan dan bertaubat pada Allah SWT. Allah berfirman dalam Q.S Nuh: 10-12. 

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (١٠)يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (١١)وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (١٢)

Artinya:

Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan Mengadakan untukmu kebun-kebun dan Mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. (Q.S Nuh: 10-12).

  

5). Al-Basith: Maha Melapangkan

Arti alBasith adalah Maha Meluaskan rizki bagi siapa saja yang dikehendakiNya. Karena Allahlah yang melapangkan rizki dan juga menyempitkannya, yang membentangkan rizki itu dengan rahmatNya dan menahannya dengan kebijakanNya terhadap hambaNya yang bersangkutan. 

 

إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّهُ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيرًا بَصِيرًا (30)

وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا (الإسراء: 30-31)

"Sesungguhnya Rabbmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha melihat akan hambva-hambanya. (QS. 17:30)

Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. (QS alIsra’: 30-31)"

Ibnu Atsir menjelaskan bahwasannya  alBasith adalah membentangkan rizki kepada hambaNya dan meluaskannya kepada mereka dengan kedermawananNya dan rahmatNya. Lawannya adalah alQabidh yang artinya menahan rizki dengan kebaikan hatiNya. Dengan demikian, Allah adalah Zat yang Memberi dan sekaligus Menahan. (Jamiul Ushul: 4/178).

Dalam kehidupan ini, makhluk Allah mengalami  pasang surut kehidupan. Ada kalanya miskin, lalu Allah menjadikan dan juga termasuk manusia akan mengalami roda kehidupan.

Allah sudah mengatur rizki makhlukNya, bahkan Allah sudah mengatur rizkinya semut, bakteri dan lain-lain sebagainya, Allah itu Maha Melapangkan rizki, sehingga kita sebagai hambaNya dilarang takut akan mengalami kesempitan rizki selagi kita melaksanakan perintah Allah SWT.

Allah Swt.senantiasa membentangkan rahmat-Nya dan kasihNya  untuk menerima taubat hamba yang terlanjur berbuat dosa. Dia membentangkan rezeki (memperbanyak rezeki) yang dibutuhkan hamba-Nya, dan Dia pula mempersempit rezeki kepada hamba yang dikehendaki-Nya. Firman Allah Swt :

اللهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقَدِرُ

Artinya : “Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki.”(Q.S. 13 Ar Ra’d: 26)

  

6). An-Nafi’ (Maha Memberi Manfaat)

Allah dalam menciptakan segala yang ada  di alam ini tiada yang sia-sia. Allah mempunyai tujuan dan manfaat, sehingga  ciptaan Allah mesti akan bermanfaat pada makhlukNya yang lain. Allah menciptakan bakteri umpamanya, ada sebagian besar bakteri yang juga mempunyai manfaat bagi tubuh manusia. Allah menciptakan buah manggis  misalnya, maka buah ini dapat dikonsumsi sebagai buah-buahan yang segar untuk dikonsumsi, bahkan sekarang ini, kulit dari buah manggispun dijadikan sebagai obat untuk berbagai jenis penyakit yang dialami oleh manusia seperti obat penyakit kanker, jantung, kolesterol jahat (LDL) dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwasannya Allah tidak menyia-nyiakan hal-hal kecil-pun dari ciptaanNya.Allah maha Cermat dalam memberikan aspek manfaat ciptaanNya.

Allah berfirman dalam surat Ali Imran: 190-191:

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ (١٩٠)الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (١٩١)

“sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang sungguh ada tanda-tanda ayat Allah bagi insane  ulil albab. Yaitu orang-orang yang berdzikir pada Allah dalam keadaan berdiri, duduk, berbaring, dan mereka berfikir pada penciptaan langit dan bumi, lalu berkata: ya Rabb kami, tidaklah Engkau cipta ini semua sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka (Q.S Ali Imran 190-191).

 

 

7). Ar-Ra’uuf:

Ar-Ra’uuf adalah salah satu dari asmaul Husna. Allah mempunyai nama arRauuf  yang artinya Maha belas Kasih dan Maha Memberi  kepada hamba-hambaNya. Allah sudah amat termasyhur akan kedermawanannya, sehingga makna ArRauf bisa dimaknai dengan Maha Dermawan juga.

Allah Maha Memberi dan selalu memberi walaupun tidak diminta, walau hamba tidak mau beribadah dan berdoa kepadaNya, maka Allah tetap akan memberi di dunia ini.

Inilah wujud cinta Allah kepada hambaNya di dunia.Ya, bukti cinta adalah memberi.Dan Allahlah yang paling banyak memberi karunia pada hambaNya.Tetapi di akhirat, Allah hanya memberikan rahmatnya paa orang-orang mu’min saja.

Sifat kasih sayang Allah ini yaitu arRauf,  sudah diamalkan dengan sempurna oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam AlQur’an, saking baiknya pelaksanaan amal Nabi Muhammad SAW, sampai pada akhirnya Allah menyebutkan dan memuji Nabi, lalu juga menulis  perilaku Nabi sama dengan yang diinginkan oleh Allah SWT. Allah berfirman dalam Q.S at-Taubah: 28

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ (١٢٨)

“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu'min.” (QS. 9:128).

  

8). Al-Barr: Maha Baik

Dialah Allah, Tuhan Yang Maha Dermawan, Yang Maha melimpahkan kebaikan. Dan Dialah Allah menganugerahkan aneka anugerah untuk kemaslahatan makhluk-Nya, anugerah yang sangat luas dan tidak terhingga. Walaupun terhadap manusia yang durhaka kepada-Nya, namun Dia tetap melimpahkan kebaikan-Nya kepada mereka.   Firman Allah Swt :

إِنَّا كُنَّا مِنْ قَبْلُ نَدْعُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيمُ

Artinya ” Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dia-lah yang melimpahkan   kebaikan lagi Maha Penyayang.” (Q.S. 52 Ath Thuur 28)

Penggunaan sifat al-Barru dengan ar-Rahim untuk mengisyaratkan bahwa aneka kebaikan itu diberikan Allah atas kasih sayangNya yang melimpah. Dan Dia tak mengharapkan imbalan apapun dari kebaikan  pada makhlukNya.            

Allah adalah Maha Baik,  dalam memperlakukan hambaNya selalu  baik. Bahkan dalam kemaslahatan suatu penyakit umpamanya, Allah maha Baik dalam hal memberikan yang baik terhadap hamba tersebut. Orang yang mengalami sakit apapun bentuknya, manakala dia ikhlas dalam menjalaninya, maka penyakit inipun akan menjadi kaffarahnya atau penghapus dosanya bagi mereka yang mengalaminya.

Sakit dalam pandangan Allah adalah merupakan cara untuk membersihkan hamba dari dosa-dosa. Nabi Bersabda bahwasannya semua yang menimpa manusia tiada lain bertujuan untuk menyempurnakan manusia sehingga sewaktu mereka akan menghadap Allah nanti dalam keadaan suci bersih. Nabi bersabda bahwasannya termasuk duri yang terinjak oleh manusia, bilamana  hamba tersebut merasa ikhlas maka ia akan menjadi penghapus akan dosa-dosa hamba tersebut.  Allah berfirman dalam berbagai ayat dalam AlQur’an bahwa Dia tidak akan berbuat dzalim atau menganiaya hambaNya. Artinya apabila seorang hamba berbuat baik, pasti Allah memberikan pahala. Bahkan Allah akan memberikan pahala satu kebaikan dengan melipatkannya menjadi minimal 10 kali lipat, 70 kali lipat, seratus kali lipat,dan  tujuh ratus kali lipat. Dan bahkan ada amal-amal yang diberi pahala oleh Allah SWT seribu kali lipat bahkan tidak terhingga (bighairi hisaab) misalnya adalah  pahala berbuat sabar.

Allah berfirman:

ذَلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيكُمْ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلامٍ لِلْعَبِيدِ (١٨٢)

 “Hal itu (keburukan) adalah disebabkan oleh tangan-tangan kalian. Dan sesungguhnya, tidaklah Allah itu berbuat zalim pada hamba-hambaNya”.(QS. Ali Imron:182)

  

9). Al-Fattaah: Maha Membuka, Maha Memberi Kemenangan

Al-Fattah artinya adalah Allah Maha Membuka akan pintu rahmatNya. Allah membuka jalan bagi manusia supaya mereka dapat menggali karunia Allah yang menyebar di alam semesta raya ini.

Allah juga akan membukakan pintu-pintu kemenangan bagi hamba yang menjalankan perintahNya.

Menurut alKhattabi, alFattah adalah Maha Memberi keputusan hukum bagi hamba-hambaNya (Sya’n Du’a: 56).

 Dalam surat asSaba: 26:

قُلْ يَجْمَعُ بَيْنَنَا رَبُّنَا ثُمَّ يَفْتَحُ بَيْنَنَا بِالْحَقِّ وَهُوَ الْفَتَّاحُ الْعَلِيمُ (٢٦)

Katakanlah:”Rabb kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar.Dan Dia-lah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui”. (QS. 34:26)"

 

Ayat ini mengacu pada dikumpulkannya kita pada hari Qiyamat. Untuk diberi keputusan dengan benar dan adil.

Dikatakan alFattah alAlim adalah Allah Maha Memutuskan dengan ilmu dan PengetahuanNya yang mencakup segala sesuatu, karena Dia Maha mengetahui hakikat atas segala sesuatu.

Makna AlFattah lainnya adalah Allah Maha Memutuskan antara orang-orang mu’min dan kafir.

Dalam surat alA’raf: 89-91, Allah berfirman:

قَدِ افْتَرَيْنَا عَلَى اللَّهِ كَذِبًا إِنْ عُدْنَا فِي مِلَّتِكُمْ بَعْدَ إِذْ نَجَّانَا اللَّهُ مِنْهَا وَمَا يَكُونُ لَنَا أَنْ نَعُودَ فِيهَا إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّنَا وَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ (89)

“ Sungguh kami telah mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan kami dari padanya. Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Rabb kami menghendaki(nya). Pengetahuan Rabb kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah sajalah kami bertawakkal. Ya Rabb kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya. (QS. 7:89)

Nabi Muhammad s.a.w diberi janji oleh Allah berupa isyarat kemenangan bahwasannya Allah akan memberikan pada mereka kemenangan yang dekat, Allah berfirman:

 

لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا (١٨)وَمَغَانِمَ كَثِيرَةً يَأْخُذُونَهَا وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا (١٩)

Artinya:

“Sesungguhnya Allah telah meridhai orang-orang mukmin ketika mereka berbaiat padamu di bawah pohon tersebut, lalu Allah tahu akan isi hati mereka, lalu Dia  turunkan karunia pada mereka dan memberikan pahala pada mereka dengan kemenangan yang dekat. Juga harta rampasan yang banyak yang mereka ambil.Dan sungguh Allah Maha Perkasa dan Bijaksana”.  (AlFath: 18-19)

 Kata al-Fattah juga bisa bermakna Allah Dzat yang Maha memberi Kemenangan.

 

RANGKUMAN

 Asmaul Husna adalah  nama-nama terbaik dan agung yang dimiliki oleh Allah SWT.  Kita harus meyakini bahwa Allah mempunyai nama-nama Terbaik ini.Allah sendiri menyatakan dalam AlQur’an bahwasannya Dia memang mempunyai nama-nama Terbaik yaitu Asmaul Husna.

Di antara 99 asmaul Husna, kita akan mengkaji 9  nama dari asmaul Husna, yaitu:  Al-Aziz (Azza) yang artinya Maha Perkasa, Al-‘Adl, Maha Adil, Al-Qayyuum, Maha berdiri sendiri (Maha Mengurusi hambaNya), Al-Ghaffar artinya Maha Pengampun, Al-Basith artinya Maha Melapangkan, An-Nafi’ artinya Maha Memberi Manfaat, Ar-Ra’uuf, maha Pengasih, Maha Penyantun, Al-Barr, Maha Baik  dan Al-Fattaah, Maha Membuka dan maha Memenangkan.

Kita sebagai manusia diharapkan bisa mengenal dan mendekatkan diri kita kepada Allah SWT di antara caranya adalah mengenal asmaul Husna. Barangsiapa hafal dan bisa mengambil manfaat dari asmaul Husna maka Allah menjaminnya masuk surgaNya.