1. Definisi
Asmaul Husna
Secara
bahasa arti dari asma’ adalah nama-nama, sedangkan alhusna adalah
terbaik.Asmaul Husna adalah nama-nama Terbaik yang mencerminkan kebesaran Allah
dan keagunganNya yang mesti menyatu dalam diriNya.
Allah
berfirman juga dalam Q.S Thaha: 8,
اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ لَهُ
الأسْمَاءُ الْحُسْنَى (٨)
“Allah, tiada tuhan selain Dia, baginya nama-nama
Terbaik.”
Dalam haditsnya Rasulullah bersabda:
إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةٌ وَتِسْعُوْنَ إِسْمًا, مِائَة
إِلاَّوَاحِدًا, مَنْ اَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ
(رواه بخاري ومسلم)
"Sungguh Allah mempunya 99 nama, 100 kurang satu,
barang siapa menghafalnya, maka ia akan masuk surga”. (H.R Bukhari
dan Muslim).
Jadi,
Asmaul Husna adalah nama-nama terbaik dan agung yang dimiliki oleh
Allah SWT. Kita harus meyakini bahwa Allah mempunyai nama-nama
Terbaik ini.Allah sendiri menyatakan dalam AlQur’an bahwasannya Dia memang
mempunyai nama-nama Terbaik yaitu Asmaul Husna.
Beberapa
ayat yang menunjukkan keberadaan asmaul husna diantaranya adalah:
هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الأسْمَاءُ
الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ
الْحَكِيمُ (٢٤)"
Dialah Allah, yang Maha Mencipta, Memulai,
Membentuk rupa. bagiNya adanama-nama Terbaik, bertasbihlah padaNya segala yang
ada di beberapa langit dan bumi, dan Dialah yang maha Perkasa dan Bijaksana.
(Q.S AlHasyr: 24)
Allah
juga memerintah hambaNya untuk berdoa menggunakan media nama-namaNyaal asmaul
husna, Allah berfirmandalam surat al-A’raaf: 180:
وَلِلَّهِ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا
وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ (١٨٠)
“Dan milik Allahlah nama-nama Terbaik, maka
berdoalah kalian dengan nama-namaNya, dan tinggalkanlah orang-orang yang
mengingkari nama-namaNya, mereka akan di beri balasan terhadap apa yang mereka
kerjakan (alA’raaf: 180)”.
Di
antara 99 asmaul Husna, kita akan mengkaji 9 nama dari asmaul Husna,
yaitu:
Pembahasan
1:
1. Al-Aziz
(Azza) yang artinya Maha Perkasa
2. Al-‘Adl,
Maha Adil
3. Al-Qayyuum,
Maha berdiri sendiri (Maha Mengurusi hambaNya)
Pembahasan
2:
4. Al-Ghaffar
artinya Maha Pengampun
5. Al-Basith
artinya Maha Melapangkan
6. An-Nafi’
artinya Maha Memberi Manfaat
Pembahasan
3:
7. Ar-Ra’uuf,
maha Pengasih
8. Al-Barr,
Maha Baik
9. Al-Fattaah,
Maha Membuka, Memenangkan
2. Memahami
Kebesaran Allah SWT melalui Asmaul Husna1)
1). 1). AL’AZIIZ ALLAH:
Al-Aziz adalah nama Allah yang menunjuk pada pengertian kekuatan,
hegemoni, ketinggian, dan mengendalikan.
Al’Aziz juga merupakan nama Allah yang menunjukkan keperkasaan Allah
SWT. KeperkasaanNya tidaklah mampu diukur oleh manusia ataupun makhluk
lainnya.Allah berfirman dalam Q.S Yasin ayat 1 s.d 5 yang menunjukkan bahwa
diriNya yang memiliki Keperkasaan dan kasih sayang. Yaitu:
يس (١)وَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ (٢)إِنَّكَ لَمِنَ
الْمُرْسَلِينَ (٣)عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (٤)تَنْزِيلَ الْعَزِيزِ
الرَّحِيمِ (٥)
Yang artinya: “Wahai Yasiin (Muhammad), Demi
alQur’an yang penuh hikmah, sesungguhnya engkau sungguh adalah termasuk para
rasul. Yang berada di atas jalan yang lurus.Yang diturunkan oleh Allah Yang
Maha Perkasa dan Bijaksana”.
Dalam ayat ini, Allah memaklumatkan bahwa
diriNyalah yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana, tiada yang bisa
mengungguli keperkasaan Allah SWT. Misalnya dalam menggerakkan
matahari di atas kita, Allah Maha Perkasa untuk menjaganya sampai nanti hari
Qiyamat.
Dalam AlQur’an penyebutan kata alAziz sering
kali diiringi dengan kata al-Hakim atau kata al-Rahim. Misalnya
dalam surat al-Maidah: 118:
إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ
فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya
Engkaulah AlAziz dan alHakim (yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana)”.
Hal ini menunjukkan bahwa sifat keperkasaan,
kekuatanNya, sifat Maha MengendalikanNya senantiasa diiringi dengan
Kebijaksanaan Allah dan kasih sayang Allah SWT.
2) 2). AL-‘ADL
ALLAH SWT:
AlAdl, artinya adalah bahwa Allah itu Maha Adil.
Allah akan berbuat adil dalam pelaksanaan hukum-hukumNya, baik yang ada di
dunia ini, terlebih lagi nanti di Akhirat. Saking adilnya Allah, Allah
kelak akan mengadili hewan yang didzalimi oleh hewan lain saat ada
di dunia ini. Nabi menyebutkan bahwasannya apabila ada kambing bertanduk
menyeruduk kambing yang tidak bertanduk, maka Allah nanti menghidupkan
keduanya, lalu kambing yang tidak bertanduk diberi tanduk oleh Allah SWT lalu
ia menyeruduk kambing yang menyeruduknya sewaktu di dunia.
Setelah pembalasan Allah
diberlakukan dengan sangat adil, lalu Allah berfirman: jadilah
kalian menjadi debu, lalu hewan-hewan tersebut menjadi debu. Dan
pada saat itulah orang-orang kafir yang melihatnya ingin jikalau mereka dijadikan
Allah sebagai debu juga yang tidak akan mengalami siksaan di neraka, lalu Allah
menolak permintaan dari orang-orang kafir. Naudzu billah min dzalik
3) 3). ALQAYYUM:
Maha Berdiri Mengurusi Makhluk.
Alqayyum adalah
salah satu dari asmaul Husna. AlQayyum artinya Maha (cermat)
Berdiri dalam Mengurusi hamba-hambaNya. Allah berfirman dalam ayat
Kursi (alBaqarah: 255), bahwa Allah tak tersentuh oleh rasa kantuk sedikitpun,
tidak juga tersentuh oleh tidur. Hal ini disebabkan karena Allahlah yang Maha
Suci dari sifat-sifat kekurangan yang hanya dialami oleh makhlukNya.
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ
“Allah, tiada Tuhan selain Dia, yang Maha Hidup dan
Maha Mengurusi. Dia tak tersentuh oleh rasa kantuk dan tidur (alBaqarah:
255). Nabi dalam doa hariannya juga berdoa menggunakan
lafal Ya Hayyu Ya Qayyum, yaitu:
"يَا
حَيُّ يَا قَيُّوْمُ, بِرَحْمَتِكَ اَسْتَغِيْثُ, أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ
وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ"
“Ya Allah Yang Maha Hidup lagi Maha Mengurusi
hambaNya, dengan rahmatMu kami mohon pertolongan, perbaikilah
keadaankusemuanya, dan jangan Engkau serahkan padaku (akal dan kekuatanku),
sekejap mata-pun”.
Allahlah yang mengurusi dan memperbaiki alam
semesta setelah di lakukan perusakan oleh manusia, tiada yang lebih baik
daripada perbuatan Allah dalam mengurusi dan memperbaikinya. Misalnya ada
manusia yang mengotori tanah dengan limbah-limbah, nanti Allah akan memperbaiki
juga walau jika kita melihatnya akan memerlukan waktu yang lama.
Allah tidaklah tersentuh oleh rasa lelah, kantuk
dan tidur. Suatu ketika nabi Musa A.S bertanya kepada Allah: ya Allah, tidakkah
Engkau merasa lelah dalam menjaga makhluk-makhlukMu, juga alam semesta ini.
Maka, Allah memerintah Musa A.S untuk mengambil sebuah cermin. Allah berfirman:
ambillah sebuah cermin wahai Musa, lalu peganglah ia, satu malam saja dengan
berdiri, jangan sampai cermin tersebut jatuh.
Lalu nabi Musa mengambil dan memegang cermin itu,
dan berusaha berdiri semalam untuk menjaga cermin tersebut supaya tidak jatuh.
Dan sampailah pertengahan malam, dan saking lelah dan berat rasa kantuk nabi
Musa, maka terjatuhlah cermin itu dari tangan nabi Musa. Setelah terjatuh, maka
cermin itu jatuh berkeping-keping. Lalu nabi Musa mengambil pecahan-pecahan
cermin, kemudian Allah berfirman: wahai Musa, begitulah keadaanKu, andai kata
Aku seperti makhluk yang mengalami rasa lelah, kantuk dan tidur, maka akan
hancur berkeping-kepinglah alam semesta ini.
4). Al-Ghaffar:
Al-Ghaffar adalah nama Allah yang menunjukkan
sifatNya bahwa Allah Maha Pengampun yang akan memberikan ampunan pada hambaNya
yang mu’min. Allah amat senang dalam
memberikan ampunan (maghfirah) kepada hambaNya jikalau hamba
tersebut mau memohon ampunan padaNya. Allah memerintah hambaNya untuk meminta
ampunan padaNya, karena tiada hamba yang selalu berada di atas
kebenaran 100 %. Beberapa Nabi juga mengalami hal yang sama, mereka ada yang
melakukan kekhilafan, lalu Allah memberitahu cara mereka memohon ampunan, lalu
mereka memohon ampunan dan bertaubat pada Allah SWT. Allah berfirman dalam Q.S
Nuh: 10-12.
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ
إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (١٠)يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا
(١١)وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ
لَكُمْ أَنْهَارًا (١٢)
Artinya:
Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun
kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan
mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan
anak-anakmu, dan Mengadakan untukmu kebun-kebun dan Mengadakan (pula di
dalamnya) untukmu sungai-sungai. (Q.S Nuh: 10-12).
5). Al-Basith: Maha Melapangkan
Arti alBasith adalah Maha Meluaskan rizki bagi
siapa saja yang dikehendakiNya. Karena Allahlah yang melapangkan rizki dan juga
menyempitkannya, yang membentangkan rizki itu dengan rahmatNya dan menahannya
dengan kebijakanNya terhadap hambaNya yang bersangkutan.
إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ
وَيَقْدِرُ إِنَّهُ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيرًا بَصِيرًا (30)
وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ
نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا
(الإسراء: 30-31)
"Sesungguhnya Rabbmu
melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya;
sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha melihat akan hambva-hambanya. (QS.
17:30)
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena
takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga
kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. (QS alIsra’:
30-31)"
Ibnu Atsir menjelaskan
bahwasannya alBasith adalah membentangkan rizki kepada hambaNya dan
meluaskannya kepada mereka dengan kedermawananNya dan rahmatNya. Lawannya
adalah alQabidh yang artinya menahan rizki dengan kebaikan hatiNya. Dengan demikian,
Allah adalah Zat yang Memberi dan sekaligus Menahan. (Jamiul Ushul: 4/178).
Dalam kehidupan ini,
makhluk Allah mengalami pasang surut kehidupan. Ada kalanya miskin,
lalu Allah menjadikan dan juga termasuk manusia akan mengalami roda kehidupan.
Allah sudah mengatur rizki makhlukNya, bahkan Allah
sudah mengatur rizkinya semut, bakteri dan lain-lain sebagainya, Allah itu Maha
Melapangkan rizki, sehingga kita sebagai hambaNya dilarang takut akan mengalami
kesempitan rizki selagi kita melaksanakan perintah Allah SWT.
Allah Swt.senantiasa membentangkan rahmat-Nya dan kasihNya untuk menerima taubat
hamba yang terlanjur berbuat dosa. Dia membentangkan rezeki (memperbanyak
rezeki) yang dibutuhkan hamba-Nya, dan Dia pula mempersempit rezeki kepada
hamba yang dikehendaki-Nya. Firman Allah Swt :
اللهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقَدِرُ
Artinya : “Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang
Dia kehendaki.”(Q.S. 13 Ar Ra’d: 26)
6). An-Nafi’ (Maha Memberi Manfaat)
Allah dalam menciptakan segala yang ada di
alam ini tiada yang sia-sia. Allah mempunyai tujuan dan manfaat,
sehingga ciptaan Allah mesti akan bermanfaat pada makhlukNya yang
lain. Allah menciptakan bakteri umpamanya, ada sebagian besar bakteri yang juga
mempunyai manfaat bagi tubuh manusia. Allah menciptakan buah
manggis misalnya, maka buah ini dapat dikonsumsi sebagai buah-buahan
yang segar untuk dikonsumsi, bahkan sekarang ini, kulit dari buah manggispun
dijadikan sebagai obat untuk berbagai jenis penyakit yang dialami oleh manusia
seperti obat penyakit kanker, jantung, kolesterol jahat (LDL) dan lain-lain.
Hal ini menunjukkan bahwasannya Allah tidak menyia-nyiakan hal-hal kecil-pun
dari ciptaanNya.Allah maha Cermat dalam memberikan aspek manfaat ciptaanNya.
Allah berfirman dalam surat Ali Imran: 190-191:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ
وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ
(١٩٠)الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ
وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا
بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (١٩١)
“sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
pergantian malam dan siang sungguh ada tanda-tanda ayat Allah bagi
insane ulil albab. Yaitu orang-orang yang berdzikir pada Allah dalam
keadaan berdiri, duduk, berbaring, dan mereka berfikir pada penciptaan langit
dan bumi, lalu berkata: ya Rabb kami, tidaklah Engkau cipta ini semua sia-sia.
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka (Q.S Ali Imran 190-191).
7). Ar-Ra’uuf:
Ar-Ra’uuf adalah salah satu dari asmaul Husna.
Allah mempunyai nama arRauuf yang artinya Maha belas Kasih dan Maha
Memberi kepada hamba-hambaNya. Allah sudah amat termasyhur akan
kedermawanannya, sehingga makna ArRauf bisa dimaknai dengan Maha Dermawan juga.
Allah Maha Memberi dan selalu memberi walaupun
tidak diminta, walau hamba tidak mau beribadah dan berdoa kepadaNya, maka Allah
tetap akan memberi di dunia ini.
Inilah wujud cinta Allah kepada hambaNya di
dunia.Ya, bukti cinta adalah memberi.Dan Allahlah yang paling banyak memberi
karunia pada hambaNya.Tetapi di akhirat, Allah hanya memberikan rahmatnya paa
orang-orang mu’min saja.
Sifat kasih sayang Allah ini yaitu
arRauf, sudah diamalkan dengan sempurna oleh Nabi Muhammad SAW.
Dalam AlQur’an, saking baiknya pelaksanaan amal Nabi Muhammad SAW, sampai pada
akhirnya Allah menyebutkan dan memuji Nabi, lalu juga menulis perilaku
Nabi sama dengan yang diinginkan oleh Allah SWT. Allah berfirman dalam Q.S
at-Taubah: 28
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ
أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ
رَءُوفٌ رَحِيمٌ (١٢٨)
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul
dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan
(keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap
orang-orang mu'min.” (QS. 9:128).
8). Al-Barr: Maha Baik
Dialah Allah, Tuhan Yang Maha
Dermawan, Yang Maha melimpahkan kebaikan. Dan Dialah Allah menganugerahkan
aneka anugerah untuk kemaslahatan makhluk-Nya, anugerah yang sangat luas dan
tidak terhingga. Walaupun terhadap manusia yang durhaka kepada-Nya, namun Dia
tetap melimpahkan kebaikan-Nya kepada mereka. Firman Allah Swt
:
إِنَّا كُنَّا مِنْ قَبْلُ
نَدْعُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيمُ
Artinya ” Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya.
Sesungguhnya Dia-lah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha
Penyayang.” (Q.S. 52 Ath Thuur 28)
Penggunaan sifat al-Barru dengan ar-Rahim untuk mengisyaratkan bahwa
aneka kebaikan itu diberikan Allah atas kasih sayangNya yang melimpah. Dan Dia
tak mengharapkan imbalan apapun dari kebaikan pada
makhlukNya.
Allah adalah Maha Baik, dalam
memperlakukan hambaNya selalu baik. Bahkan dalam kemaslahatan suatu
penyakit umpamanya, Allah maha Baik dalam hal memberikan yang baik terhadap
hamba tersebut. Orang yang mengalami sakit apapun bentuknya, manakala dia
ikhlas dalam menjalaninya, maka penyakit inipun akan menjadi kaffarahnya atau
penghapus dosanya bagi mereka yang mengalaminya.
Sakit dalam pandangan Allah adalah merupakan
cara untuk membersihkan hamba dari dosa-dosa. Nabi Bersabda bahwasannya semua
yang menimpa manusia tiada lain bertujuan untuk menyempurnakan manusia sehingga
sewaktu mereka akan menghadap Allah nanti dalam keadaan suci bersih. Nabi
bersabda bahwasannya termasuk duri yang terinjak oleh manusia,
bilamana hamba tersebut merasa ikhlas maka ia akan menjadi penghapus
akan dosa-dosa hamba tersebut. Allah berfirman dalam berbagai ayat
dalam AlQur’an bahwa Dia tidak akan berbuat dzalim atau menganiaya hambaNya.
Artinya apabila seorang hamba berbuat baik, pasti Allah memberikan pahala.
Bahkan Allah akan memberikan pahala satu kebaikan dengan melipatkannya menjadi
minimal 10 kali lipat, 70 kali lipat, seratus kali lipat,dan tujuh
ratus kali lipat. Dan bahkan ada amal-amal yang diberi pahala oleh Allah SWT
seribu kali lipat bahkan tidak terhingga (bighairi hisaab) misalnya
adalah pahala berbuat sabar.
Allah berfirman:
ذَلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ
أَيْدِيكُمْ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلامٍ لِلْعَبِيدِ (١٨٢)
“Hal itu (keburukan) adalah disebabkan oleh
tangan-tangan kalian. Dan sesungguhnya, tidaklah Allah itu berbuat zalim pada
hamba-hambaNya”.(QS. Ali Imron:182)
9). Al-Fattaah:
Maha Membuka, Maha Memberi Kemenangan
Al-Fattah artinya adalah Allah Maha Membuka akan
pintu rahmatNya. Allah membuka jalan bagi manusia supaya mereka dapat menggali
karunia Allah yang menyebar di alam semesta raya ini.
Allah juga akan membukakan pintu-pintu kemenangan
bagi hamba yang menjalankan perintahNya.
Menurut alKhattabi, alFattah adalah Maha Memberi
keputusan hukum bagi hamba-hambaNya (Sya’n Du’a: 56).
Dalam surat asSaba: 26:
قُلْ يَجْمَعُ بَيْنَنَا رَبُّنَا ثُمَّ يَفْتَحُ
بَيْنَنَا بِالْحَقِّ وَهُوَ الْفَتَّاحُ الْعَلِيمُ (٢٦)
Katakanlah:”Rabb
kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita
dengan benar.Dan Dia-lah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui”. (QS.
34:26)"
Ayat ini
mengacu pada dikumpulkannya kita pada hari Qiyamat. Untuk diberi keputusan
dengan benar dan adil.
Dikatakan alFattah alAlim adalah Allah Maha
Memutuskan dengan ilmu dan PengetahuanNya yang mencakup segala sesuatu, karena
Dia Maha mengetahui hakikat atas segala sesuatu.
Makna AlFattah lainnya
adalah Allah Maha Memutuskan antara orang-orang mu’min dan kafir.
Dalam
surat alA’raf: 89-91, Allah berfirman:
قَدِ افْتَرَيْنَا عَلَى اللَّهِ
كَذِبًا إِنْ عُدْنَا فِي مِلَّتِكُمْ بَعْدَ إِذْ نَجَّانَا اللَّهُ مِنْهَا
وَمَا يَكُونُ لَنَا أَنْ نَعُودَ فِيهَا إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّنَا
وَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا
افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ
(89)
“
Sungguh kami telah mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika
kami kembali kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan kami dari padanya. Dan
tidaklah patut kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Rabb kami
menghendaki(nya). Pengetahuan Rabb kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah
sajalah kami bertawakkal. Ya Rabb kami, berilah keputusan antara kami dan kaum
kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.
(QS. 7:89)
Nabi Muhammad s.a.w diberi janji oleh Allah berupa
isyarat kemenangan bahwasannya Allah akan memberikan pada mereka kemenangan
yang dekat, Allah berfirman:
لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ
الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي
قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا
(١٨)وَمَغَانِمَ كَثِيرَةً يَأْخُذُونَهَا وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا (١٩)
Artinya:
“Sesungguhnya Allah telah meridhai
orang-orang mukmin ketika mereka berbaiat padamu di bawah pohon tersebut, lalu
Allah tahu akan isi hati mereka, lalu Dia turunkan karunia pada
mereka dan memberikan pahala pada mereka dengan kemenangan yang dekat. Juga
harta rampasan yang banyak yang mereka ambil.Dan sungguh Allah Maha Perkasa dan
Bijaksana”. (AlFath: 18-19)
Kata
al-Fattah juga bisa bermakna Allah Dzat yang Maha memberi Kemenangan.
RANGKUMAN
Asmaul Husna adalah nama-nama terbaik
dan agung yang dimiliki oleh Allah SWT. Kita harus meyakini bahwa
Allah mempunyai nama-nama Terbaik ini.Allah sendiri menyatakan dalam AlQur’an
bahwasannya Dia memang mempunyai nama-nama Terbaik yaitu Asmaul Husna.
Di antara 99 asmaul Husna, kita akan mengkaji
9 nama dari asmaul Husna, yaitu: Al-Aziz
(Azza) yang artinya Maha Perkasa, Al-‘Adl, Maha Adil, Al-Qayyuum, Maha berdiri
sendiri (Maha Mengurusi hambaNya), Al-Ghaffar artinya Maha Pengampun, Al-Basith
artinya Maha Melapangkan, An-Nafi’ artinya Maha Memberi Manfaat, Ar-Ra’uuf,
maha Pengasih, Maha Penyantun, Al-Barr, Maha Baik dan Al-Fattaah,
Maha Membuka dan maha Memenangkan.
Kita sebagai manusia diharapkan bisa mengenal dan
mendekatkan diri kita kepada Allah SWT di antara caranya adalah mengenal asmaul
Husna. Barangsiapa hafal dan bisa mengambil manfaat dari asmaul Husna maka
Allah menjaminnya masuk surgaNya.